Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model CORE (connecting,
organizing, reflecting, extending) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada
pelajaran IPAS di kelas V SDN 104267 Pegajahan. Jenis Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif deksriptif. Pada pengambilan sampel peneliti mengambil dua
kelas yaitu kelas eksperimen dengan siswa yang berjumlah 29 siswa dengan
menggunakan model CORE dan kelas kontrol dengan siswa yang berjumlah 25
siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian dilakukan melalui lembar
observasi dan tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument
tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas V
pada kelas kontrol menunjukan peningkatan dari nilai pretest sebesar 49,6 menjadi
70,8 pada postest, namun hanya 44% siswa mencapai ketuntasan, menandakan
bahwa model pembelajaran konvesional belum maksimal pada kemampuan
berpikir kritis siswa. Kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen mengalami
peningkatan signifikan setelah diterapkan model CORE, dari nilai rata-rata pretest
46,90 menjadi 80 pada postest, dengan tingkat ketuntasan mencapai 75,87%, Hal
ini menunjukkan bahwa model CORE efektif dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan Uji T
(Independent-samples T test) menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,003 < 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Artinya, terdapat
pengaruh yang signifikan antara penerapan model CORE (Connecting, Organizing,
Reflecting, Extending) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pelajaran
IPAS di Kelas V SDN 104267 Pegajahan.