Abstract:
Politik dinasti atau dinasti politik sebenarnya adalah merupakan sebuah
istilah, dan bukan merupakan bagian dari pengertian dan pemahaman dari system
demokrasi itu sendiri di Indonesia, namun pada kenyataannya di lapangan praktik
politik dinasti ini sering terjadi dan dilakukan pada suatu Pemilu/Pilkada dalam
upaya mempertahankan kekuasaan yang dilakukan secara turun temurun dalam
lingkup satu kekerabatan oleh sebuah keluarga tertentu. Seperti Presiden
melakukan cawe-cawe mendukung anak kandungnya sebagai kandidat Calon
Wakil Presiden dalam Pilpres, Gubernur yang naik jabatan karena orang tuanya
adalah tokoh masyarakat setempat, dan selanjutnya mendukung penuh pencalonan
dan keterpilihan adiknya menjabat sebagai Ketua DPRD di wilayahnya, dan masih
banyak lagi contoh praktik dinasti politik lainnya yang mewarnai Pemilu yang
dirasakan tidak demokrasi dari adanya prakti politik dinasti ini.
Jenis penelitian pendekatan yuridis normatif pada riset ini dan
menggunakan teknik analisis kualitatif yang kemudian dipaparkan dan dianalisa
menggunakan metode deskriptif analitis. Jenis pendekatan yang digunakan pada
penulisan skripsi ini adalah pendekatan kepustakaan (library research), yaitu
dengan mempelajari buku serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan topik
artikel dan juga dengan metode pendekatan peraturan perundang-undangan
(statute approach) yaitu dengan mengulas peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan topik yang dijadikan pembahasan pada penelitian ini.
Hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini didapati bahwa
praktik politik dinasti di Indonesia berdampak sangat nyata merusak tatanan
demokrasi dan perpolitikan di Indonesia. Banyak dari para pejabat yang duduk
karena dukungan politik dinasti ini gagal dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya, karena memang nyata tidak berbakat sebagai pemimpin, tidak
berpengalaman dan berpengetahuan politik yang mapan serta tidak memiliki
kompetensi yang sesuai dengan jabatan yang dikuasainya. Justru keterpilihan
mereka menduduki sebuah jabatan sering digunakan untuk penyelewengan
kekuasaan itu sendiri, sehingga praktik korupsi pun tidak terhindarkan. Akibat
pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan oleh pejabat dari hasil politik dinasti
jelas yang dirugikan adalah rakyat/warga masyarakat yang berada diwilayah
tersebut. Kepentingan umum dan kesejahteraan mereka terabaikan, karena
wilayah tempat mereka tidak dirasakan adanya kemajuan dari keterpilihan kepala
daerah yang memimpin di wilayah mereka tersebut