Abstract:
Keberadaan wilayah Indonesia yang secara tektonis menjadi tempat bertemunya 3
lempeng tektonik dunia, menyebabkan Indonesia rawan terhadap bencana alam
gempa bumi. Untuk itu desain gedung tahan gempa sudah seharusnya menjadi
fokus para perencanaa struktur di Indonesia. Dalam proses perencanaan gedung
tahan gempa, salah satu satu faktor yang perlu diperhatikan adalah pengaruh dari
lokasi dan kondisi tanah. Masing-masing kelas situs tanah memiliki karakteristik
dan pengaruh pada resiko ketahanan bangunan yang berbeda saat terjadi gempa.
Pada akhirnya hal tersebut mempengaruhi bagaimana desain struktur yang akan
dibangun. Selain itu penggunaan peraturan terbaru sebagai acuan dalam
perancangan struktur bangunan juga perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil
desain struktur yang efektif dan aplikatif. Dalam tugas akhir ini terdapat 3 model
struktur gedung rumah sakit 5 lantai dengan sistem SRPMK. Model pertama yaitu
struktur berlokasi di tanah lunak (SE), model kedua berlokasi di tanah sedang
(SD), dan model ketiga struktur berada di tanah keras (SC). Struktur
menggunakan material beton bertulang dengan input beban yang sama pada ketiga
model. Berdasarkan hasil analisa menggunakan bantuan program analisa struktur,
didapat nilai gaya geser pada model 1 (X= 3766.73, Y= 3766.29), model 2 (X=
3639.54, Y=3639.71), dan model 3 (X= 3834.71, Y=3834.52). Ketiga model telah
memenuhi syarat pada analisa perilaku. Berdasarkan analisa dapat dilihat bahwa
semakin keras tanah tempat struktur dibangun belum tentu semakin kecil pula
gaya gempanya, hal ini disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi nilai koefisien
respon seismik (Cs), khususnya nilai parameter spektral respons percepatan desain
pada perioda pendek (Sds) dan periode 1 detik (Sd1). Meningkatnya gaya gempa
akan berpengaruh terhadap kebutuhan kekuatan elemen yang lebih besar pula.