Abstract:
Gempa bumi merupakan fenomena alam yang disebabkan oleh adanya pelepasan
energi regangan elastis batuan pada litosfir. Tidak jarang gempa datang secara
berulang (gempa susulan) terkhusus wilayah Indonesia yang merupakan wilayah
zona gempa. Oleh karena itu diperlukan struktur bangunan yang mampu
meminimalisir resiko kerusakan akibat gempa terkhusus gempa yang datang secara
berulang yang memberikan energi lebih besar dibandingkan dengan gempa tunggal.
Dalam hal tersebut struktur baja sangat direkomendasikan karena struktur baja lebih
elastis dibandingkan dengan struktur beton bertulang. Pada tugas akhir ini
direncakan sebuah struktur dengan 8 lantai yang dimodelkan terhadap 4 jenis
penskalaan rekaman gempa yaitu penskalaan DBE dan MCE untuk analisis linier
dan analisis non linier. Dari hasil analisis yang didapatkan dari hasil memodelkan
struktur baja dengan kondisi tanah lunak (R8) terhadap gempa tunggal dan gempa
berulang. Untuk mencegah runtuhnya struktur yang selalu menjadi perhatian.
Runtuh berarti bahwa struktur tersebut tidak lagi dapat mentolerir beban grativasi
selama aksi seismik. Untuk alasan ini, kegagalan struktur akibat gempa akan
menjadi salah satu tujuan utama kode seismik dan standar desain, dan akan lebih
sistematis bila dilihat melalui parameter rasio margin keruntuhan (Collapse Margin
Ratio). Pada hasil didapatkan nilai collapse margin ratio dimana hasil rasio pada
gempa berulang lebih besar dibandingkan gempa tunggal dengan penskalaan MCE.
Hasil analisis juga didapatkan nilai collapse margin ratio dimana nilai rasio yang
didapat dari RSA Collaspse dibagi dengan RSA MCE. Dengan hasil untuk gempa
berulang adalah 1.9836 dan untuk gempa tunggal adalah 1.5576.