Abstract:
Begitu banyak manfaat tanah bagi kehidupan manusia, setiap manusia
ingin memiliki dan menguasainya. Sehingga banyak ditemukannya sengketa
tentang pertanahan. Pasal 20 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria menjelaskan Pengertian hak milik atas
tanah ialah Hak milik adalah hak turun-temurun, terkuat, terpenuh yang dapat
dipunyai orang atas tanah, dan Hak milik dapat beralih dan dialihkan kepada
orang lain. Perbuatan hukum yang berkenaan dengan pengahlian hak atas tanah
adalah perikatan jual-beli yang tidak terlepas dari sengketa jual-beli tanah antara
pemilik asal dengan pembeli kemudian dapat diasumsikan sebagai perselisihan
antara pembeli dan penjual berhadapan dengan asas itikad baik yang melindungi
pembeli beritikad baik perbuatan hukum mengenai perikatan jual-beli yang tidak
terlepas dari unsur-unsur sebuah perikatan yang mengharuskan setiap pihak
memiliki itikad baik dalam setiap proses perikatan jual-beli untuk menjaga setiap
hak dan kewajiban antara kedua pihak terpenuhi dalam sebuah perikatan jual-beli.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aturan hukum tentang perikatan
jual-beli dan kedudukan pembeli yang beritikad baik dalam perikatan jual beli
serta perlindungan hukum bagi pembeli yang beritikad baik. Sifat penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan yuridis normatif melalui
pengumpulan data primer dengan melakukan analisis putusan dan data sekunder
dengan mengolah data dari bahan-bahan hukum primer, bahan hukum sekunder
dan bahan hukum tersier.
Aturan hukum mengenai perikatan jual-beli hak atas tanah di Indonesia
terdapat di dalam Buku III KUHPerdata pada Pasal 1313 KUHPerdata tentang
perikatan,lebih lanjut terdapat pada1320 KUHPerdata tentang syarat sahnya suatu
perjanjian atau perikatan dan dilanjutkan dalam Pasal 1338 KUHPerdata yang
menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah mengikat sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Kedudukan pembeli yang
beretikad baik dalam perspektif hukum perdata dalam terletak pada hak dan
kewajiban pembeli dalam proses suatu perikatan jual-beli. Dapat dilihat bahwa
setiap subjek dalam sebuah perikatan jual-beli memiliki hubungan diantara hak
dan kewajiban setiap pihak. Perlindungan hukum terhadap pembeli yang beretikad
baik atas perikatan jual-beli hak atas tanah terdapat pada KUHPerdata yang
menjelaskan bahwa perikatan harus berdasarkan itikad baik. Perlindungan hukum
terhadap pembeli yang beritikad baik atas perikatan jual-beli juga terdapat di
beberapa putusan Mahkamah Agung.