Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana unsur-unsur antropologi sastra dalam novel “Menolak Ayah” Karya Ashadi Siregar khususnya system mata pencaharian, sistem aspek Bahasa, system organisasi social dan system ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam novel Menolak Ayahkarya Ashadi Siregar terdapat sistem mata pencarian seperti Kenek Bus, Tentara dan Polisi, Sopir, Kotapraja, Penjual Pisang Goreng, Tukang masak rumah sakit pemerintah, Penyanyi, Koki. Sistem aspek Bahasa pada novel Menolak Ayah karya Ashadi Siregar lebih kepada bahasa Batak, bahasa melayu dan Belanda. Karena tokoh tokoh utama dalam novel menolak ayah adalah bersuku Batak. Sistem organisasi sosial dalam novel Menolak Ayah karya Ashadi Siregar yaitu umumnya perusahaan bus adalah milik orang Batak. Di Medan dinyatakan Dewan gajah, di Padang sebagai dewan Banteng. Dalam novel Menolak Ayah karya Ashadi Siregar terdapat sekolah seperti SMP, Sekolah untuk perwira menengah, perwira tentara teritorium I Bukit Barisan, Sosietet yaitu tempat bertemunya orang-orang Belanda. Sistem Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada novel Menolak Ayah karya Ashadi Siregar yaitu Bus jarak jauh menghubungkan kota-ikota Sumatera umumnya buatan tukang-tukang setempat. Tondi artinya roh, semangat jiwa kehidupan,. Setelah punya cucu, menurut kebiasaan Batak, Si Rajabondar yang dipanggil Amani Silangit, seharusnya disapa sebagai Ompuni Tondi,. Kalau di hutan, biasa orang membakar pelepah arena tau rptan untuk memperoleh abunya sebagai pengganti, tetapi rasa asinnya tidak dapat menyamai garam laut. Marga siregar paling banyak tersebar di berbagai tempat di Tapanuli. Mereka yang sampai ke Sipirok itu paling kuat badan dan jiwanya.