Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola komunikasi guru dalam mengatasi
pemahaman Aprehensi (kecemasan berkomunikasi) yang dialami siswa SMAN 3 selama
proses pembelajaran berlangsung. Aprehensi komunikasi merupakan hambatan psikologis
yang dapat mengganggu partisipasi aktif siswa di kelas. Guru sebagai aktor utama dalam
proses belajar mengajar memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan komunikasi
yang mendukung keberanian dan kenyamanan siswa dalam menyampaikan pendapat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan
data melalui wawancara mendalam terhadap guru dan siswa kelas XI dan XII di SMA Negeri
3 Tanjungbalai. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teori komunikasi pendidikan
dari Talgu et al. (2025), yang mengklasifikasikan peran guru komunikasi ke dalam lima
kategori: sebagai pengelola, pengarah, penyampai informasi, penyedia dukungan, dan
penggerak semangat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru menerapkan pola
komunikasi yang adaptif dan mendukung psikologis siswa. Guru sebagai pengelola
menciptakan suasana kelas yang nyaman; sebagai pengarah memberikan arahan dan
motivasi; sebagai penyampai informasi menyampaikan materi secara jelas dan menarik;
sebagai penyedia dukungan membangun hubungan emosional; dan sebagai penggerak
semangat memotivasi siswa untuk lebih percaya diri. Pola-pola ini secara signifikan
membantu siswa mengatasi rasa takut, cemas, dan ragu dalam berkomunikasi di kelas.