Abstract:
Dunia pendidikan sedang tidak baik-baik saja. Begitu banyak fenomena
fenomena yang menunjukkan merosotnya nilai-nilai moral. Disorientasi nilai dan
krisis identitas yang terjadi pada generasi muda menjadi bukti bahwa sistem
pendidikan saat ini tidak dapat menjadi acuan untuk mewujudkan sebuah evaluasi
kepribadian peserta didik apalagi pembentukan nilai-nilai yang positif bagi
peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan konsep
ta’dib, faktor-faktor yang menjadi pendukung dalam penerapannya, serta
efektivitas penerapan konsep ta’dib perspektif Al-Attas. Populasi pada penelitian
ini adalah Pesantren Mawaridussalam, yang sudah menggunakan konsep ta’dib
dalam proses pembelajaranya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif Natura. Data diperoleh melalui observasi, dokumentasi
dan wawancara kepada pimpinan, guru-guru dan siswa di pesantren tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep ta’dib menawarkan kerangka teoritis
yang mampu menjembatani tradisi dan modernitas tanpa kehilangan identitas
Islam. Pesantren Mawaridussalam menjadikan al-adabu fauqo al-‘ilmi (adab di
atas ilmu) sebagai landasan filosofi dalam segala aspek dan menjadikan Gontor
sebagai kiblat pendidikan. Dengan konsistensi pimpinan, sistem pendidikan yang
terintegrasi, evaluasi yang inovatif serta peran organisasi santri dalam
penegakan disiplin menjadikan nilai-nilai adab yang diterapkan di Pesantren
Mawaridussalam terrealisasi dengan baik. Perubahan positif yang signifikan
pada diri santri menjadikan konsep ta’dib sangat efektif untuk menyelesaikan
permasalahan generasi muda kini.