Abstract:
Perencanaan jembatan konvensional seringkali mengasumsikan tumpuan
jepit (fixed base), yang mengabaikan Interaksi Tanah-Struktur (SSI).
Pendekatan ini dapat menghasilkan analisis yang kurang akurat, terutama
pada struktur yang berada di atas tanah non-kaku, yang berpotensi
menghasilkan desain yang terlalu konservatif. Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi pengaruh SSI terhadap respon dinamis, khususnya
perpindahan (displacement) pada abutment Jembatan Kereta Api BH-38
Baja Linggei – Siantar, dan membandingkannya dengan kriteria batas
layan. Metodologi penelitian menggunakan analisis elemen hingga dengan
membandingkan empat model: (1) jembatan utuh dengan tumpuan jepit,
(2) jembatan utuh dengan SSI yang dimodelkan sebagai pegas nonlinier (p
y), (3) substruktur terisolasi dengan tumpuan jepit, dan (4) substruktur
terisolasi dengan SSI. Beban gempa dianalisis menggunakan metode
spektrum respons sesuai SNI 2833:2016. Hasil analisis menunjukkan
bahwa model yang paling realistis (Model 2: Utuh-SSI) menghasilkan
perpindahan puncak kepala tiang abutment sebesar 17,62 mm , sementara
metode desain konvensional (Model 3: Substruktur-Fixed) menghasilkan
perpindahan yang jauh lebih besar, yaitu -40,16 mm. Jika dibandingkan
dengan batas izin layan 1 inci (25,4 mm) , hasil dari analisis SSI (Model 2)
menunjukkan bahwa struktur memenuhi syarat , sedangkan hasil dari
pendekatan konvensional (Model 3) justru melebihi batas tersebut.
Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa pengabaian efek SSI
menyebabkan sistem jembatan menjadi terlalu kaku, menarik gaya gempa
yang lebih besar, dan menghasilkan estimasi perpindahan yang sangat
konservatif. Penerapan analisis SSI terbukti krusial untuk memperoleh
evaluasi kinerja struktur yang lebih akurat, aman, dan ekonomis.