Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi antarpersonal
yang dilakukan oleh guru dalam memberikan pemahaman kepada siswa dalam
rangka mencegah perilaku seks bebas di lingkungan SMA Muhammadiyah 01
Medan. Perilaku seks bebas merupakan salah satu permasalahan remaja yang
semakin mengkhawatirkan, terutama di era digital saat ini yang memberi akses
luas terhadap informasi dan pengaruh eksternal. Dalam konteks sekolah berbasis
Islam, guru memiliki peran strategis tidak hanya sebagai pendidik akademik,
tetapi juga sebagai pembina moral dan spiritual. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa
observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Subjek penelitian meliputi
guru Pendidikan Agama Islam, guru Bimbingan dan Konseling, wali kelas, guru
bioligi serta siswa kelas XII sebagai informan utama. Penelitian ini menggunakan
teori komunikasi antarpersonal humanistik dari Joseph DeVito yang menekankan
empat indikator utama dalam membangun relasi interpersonal yang efektif, yakni
keterbukaan, empati, sikap mendukung, dan sikap positif. Selain itu, digunakan
pula teori penetrasi sosial dari Altman dan Taylor yang menjelaskan bahwa
kedekatan dalam komunikasi berkembang melalui proses pengungkapan diri yang
mendalam secara bertahap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru
menggunakan kombinasi komunikasi edukatif, persuasif, empatik, dan religius
dalam menyampaikan pesan-pesan moral kepada siswa. Upaya tersebut didukung
oleh berbagai kegiatan seperti kajian Islam, seminar edukasi, serta layanan
konseling. Meskipun komunikasi antara guru dan siswa berlangsung cukup
efektif, terdapat beberapa kendala seperti masih adanya rasa tabu terhadap isu
seksualitas, keterbatasan waktu pembelajaran, serta pengaruh negatif media sosial.
Oleh karena itu, peningkatan kualitas komunikasi antarpersonal guru menjadi hal
yang penting dalam membentuk karakter siswa dan mencegah perilaku
menyimpang.