Abstract:
Penelitian ini berjudul “Identifikasi Mutu Simplisia Kering Jahe Merah
(Zingiber Officinale Var. Rubrum) Menggunakan Metode Pengeringan
Dehumidifikasi”dibimbing oleh Ir. Mhd Iqbal Nusa, M.P.
Dibanding dengan varietas jahe lain, jahe merah mempunyai rasa yang
lebih pahit serta lebih pedas.Jahe merah mempunyai daging yang berwarna agak
cokelat dan kulit yang berkisar dari merah muda hingga oranye terang. Rimpang
jahe memiliki beberapa kegunaan sebagai obat, antara lain sebagai antasida,
pencahar, penawar racun, antitusif, obat batuk, obat rematik, antioksidan, dan
antiinflamasi (jahe merah). Rimpang jahe mentah diolah menjadi berbagai bentuk
sebelum disimpan ataupun dipasarkan, salah satunya dengan bentuk simplisia,
guna mempertahankan kualitas jahe dan menjaga nilai ekonomisnya. Kecuali
dinyatakan lain, simplisia adalah bahan alami mentah yang belum diolah yang
digunakan dalam pengobatan.
Oleh sebab itu, penelitian ini menerapkan variasi dalam kerapatan dan
durasi pengeringan.Tujuan dari penelitian ini, (1) “Untuk menentukan kerapatan
bahan yang optimal pada sistem pengeringan dehumidifikasi hasil rancangan
untuk pengeringan jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum). (2) Untuk
menentukan durasi pengeringan yang optimal bagi jahe merah (Zingiber
Officinale Var. Rubrum). Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,
dengan memakai Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua kali
ulangan. Faktor I ialah kerapatan simplisia jahe merah (K) dengan empat taraf: K1
= 0,40 kg/m² (216 gram), K2 = 0,45 kg/m² (243 gram), K3 = 0,50 kg/m² (270
gram), dan K4 = 0,55 kg/m² (297 gram). Faktor II adalah waktu pengeringan
simplisia jahe merah (W) dengan empat taraf: W1 = 2,5 jam, W2 = 3,0 jam, W3 =
3,5 jam, serta W4 = 4,0 jam. Tolak ukur yang ditinjau diantaranya kadar
oleoresin, kadar air, warna L (lightness), warna a* (redness), serta warna b*
(yellowness). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan simplisia jahe
merah berikanpengaruh sangat signifikan (p<0,01) terhadap kadar oleoresin, kadar
air, warna L (lightness), dan warna b* (yellowness), namun tidak berikan
pengaruh signifikan (p>0,05) pada warna a* (redness). Waktu pengeringan
simplisia jahe merah menunjukkan pengaruh sangat signifikan (p<0,01) terhadap
kadar oleoresin, kadar air, warna L (lightness), warna a* (redness), serta warna b*
(yellowness). Interaksi antara kerapatan serta waktu pengeringan berikan
pengaruh sangat signifikan (p<0,01) pada warna b* (yellowness), berikan
pengaruh signifikan (p<0,05) pada kadar oleoresin, kadar air, serta tidak berikan
pengaruh signifikan (p>0,05) pada warna L (lightness) serta warna a* (redness)”.
Berlandaskan semua parameter yang diuji, simplisia kering jahe merah
yang paling baik perlakuan K1W4. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar
dilakukan pengembangan lebih lanjut terhadap alat pengeringan yang digunakan
khususnya dalam meningkatkan kapasitas dan efisiensi alat pengering
dehumidifikasi, sehingga simplisia kering jahe merah yang dihasilkan lebih
optimal