Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/handle/123456789/27750
Title: IDENTIFIKASI MUTU SIMPLISIA KERING JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum) MENGGUNAKAN METODE PENGERINGAN DEHUMIDIFIKASI
Authors: APRILIA RIZKY PUTRI, HUTASUHUT
Keywords: MUTU SIMPLISIA KERING JAHE MERAH;METODE PENGERINGAN DEHUMIDIFIKASI
Issue Date: 30-Dec-2024
Publisher: UMSU
Abstract: Penelitian ini berjudul “Identifikasi Mutu Simplisia Kering Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Menggunakan Metode Pengeringan Dehumidifikasi”dibimbing oleh Ir. Mhd Iqbal Nusa, M.P. Dibanding dengan varietas jahe lain, jahe merah mempunyai rasa yang lebih pahit serta lebih pedas.Jahe merah mempunyai daging yang berwarna agak cokelat dan kulit yang berkisar dari merah muda hingga oranye terang. Rimpang jahe memiliki beberapa kegunaan sebagai obat, antara lain sebagai antasida, pencahar, penawar racun, antitusif, obat batuk, obat rematik, antioksidan, dan antiinflamasi (jahe merah). Rimpang jahe mentah diolah menjadi berbagai bentuk sebelum disimpan ataupun dipasarkan, salah satunya dengan bentuk simplisia, guna mempertahankan kualitas jahe dan menjaga nilai ekonomisnya. Kecuali dinyatakan lain, simplisia adalah bahan alami mentah yang belum diolah yang digunakan dalam pengobatan. Oleh sebab itu, penelitian ini menerapkan variasi dalam kerapatan dan durasi pengeringan.Tujuan dari penelitian ini, (1) “Untuk menentukan kerapatan bahan yang optimal pada sistem pengeringan dehumidifikasi hasil rancangan untuk pengeringan jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum). (2) Untuk menentukan durasi pengeringan yang optimal bagi jahe merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum). Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, dengan memakai Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua kali ulangan. Faktor I ialah kerapatan simplisia jahe merah (K) dengan empat taraf: K1 = 0,40 kg/m² (216 gram), K2 = 0,45 kg/m² (243 gram), K3 = 0,50 kg/m² (270 gram), dan K4 = 0,55 kg/m² (297 gram). Faktor II adalah waktu pengeringan simplisia jahe merah (W) dengan empat taraf: W1 = 2,5 jam, W2 = 3,0 jam, W3 = 3,5 jam, serta W4 = 4,0 jam. Tolak ukur yang ditinjau diantaranya kadar oleoresin, kadar air, warna L (lightness), warna a* (redness), serta warna b* (yellowness). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan simplisia jahe merah berikanpengaruh sangat signifikan (p<0,01) terhadap kadar oleoresin, kadar air, warna L (lightness), dan warna b* (yellowness), namun tidak berikan pengaruh signifikan (p>0,05) pada warna a* (redness). Waktu pengeringan simplisia jahe merah menunjukkan pengaruh sangat signifikan (p<0,01) terhadap kadar oleoresin, kadar air, warna L (lightness), warna a* (redness), serta warna b* (yellowness). Interaksi antara kerapatan serta waktu pengeringan berikan pengaruh sangat signifikan (p<0,01) pada warna b* (yellowness), berikan pengaruh signifikan (p<0,05) pada kadar oleoresin, kadar air, serta tidak berikan pengaruh signifikan (p>0,05) pada warna L (lightness) serta warna a* (redness)”. Berlandaskan semua parameter yang diuji, simplisia kering jahe merah yang paling baik perlakuan K1W4. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar dilakukan pengembangan lebih lanjut terhadap alat pengeringan yang digunakan khususnya dalam meningkatkan kapasitas dan efisiensi alat pengering dehumidifikasi, sehingga simplisia kering jahe merah yang dihasilkan lebih optimal
URI: http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/27750
Appears in Collections:Food Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
APRILIA RIZKY PUTRI HUTASUHUT (FINAL).pdfFull Text1.67 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.