Abstract:
Membaca merupakan bagian keterampilan berbahasa yang memiliki peranan
penting dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan
pada tanggal 15 November 2022 di SDN 060953 Medan terdapat permasalahan
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diperoleh data bahwa kemampuan
membaca siswa di kelas III masih rendah. Dalam kegiatan pembelajaran Dalam
kegiatan pembelajaran membaca siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi
bacaan, menjawab pertanyaan yang berasal dari teks bacaan, kesulitan ketika
diminta untuk menceritakan kembali bacaan yang telah mereka baca, dan siswa
juga kesulitan dalam menentukan kalimat utama dan ide pokok dari suatu
paragraf. Selain itu media yang digunakan kurang menarik perhatian siswa.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah dengan menggunakan
metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan membaca pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN 060953 Medan ?”. Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa dengan menggunakan metode
SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SDN 060953 Medan.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti bertindak sebagai
guru dan mitra kolaborasi sebagai observer. Pembelajaran dilakukan selama 2
siklus dengan 4 kali pertemuan. Metode pengumpulan data menggunakan tes
tertulis, lembar observasi untuk mengamati kemampuan membaca siswa dan
metode dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil
belajar siswa pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SDN 060953
Medan. Hasil membaca sebelum diterapkan metode sq3r terdapat 8 siswa yang
tuntas dengan persentase ketuntasan 27% dan siswa yang tidak tuntas 22 siswa
dengan persentase ketuntasan 73%. Hasil ini belum memenuhi KKM yaitu 70.
Pada siklus I terdapat 18 siswa yang tuntas dengan persentase ketuntasan 60%,
dan siswa yang tidak tuntas 12 siswa dengan persentase ketuntasan 40%, berarti
ada peningkatan tindakan di siklus I sebanyak 10 siswa, sedangkan siklus II
hasilnya mengalami peningkatan lagi yaitu meningkat terdapat 28 siswa yang
tuntas dengan persentase ketuntasan 93%, dan siswa yang tidak tuntas 2 siswa
dengan persentase 7%. Dengan demikian ada peningkatan persentase dari siklus I
ke siklus II sebanyak 10 siswa. Selain itu keaktifan siswa dalam mengikuti
pelajaran juga meningkat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya keaktifan siswa
dalam bertanya, menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat