Abstract:
Penggunaan bahasa daerah dalam situasi resmi atau formal pada proses
pembelajaran dapat menimbulkan permasalahan, seperti sulit dipahami oleh
peserta didik yang berasal dari daerah lain dan dapat menimbulkan
kesalahpahaman. Selain itu, penggunaan dialok bahasa daerah sebagai bahasa
lisan memiliki dampak terhadap pelafalan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar meskipun dari segi makna masih dapat diterima. Dalam proses
pembelajaran seorang pendidik harusnya dapat menggunakan bahasa Indonesia
secara baik dan benar dalam berdiskusi maupun berinteraksi. Terdapat guru yang
sering menggunakan bahasa daerah, yaitu bahasa Dairi pada saat proses belajar
mengajar terutama saat menjelaskan, sehingga siswa yang mendengar penjelasan
guru saat proses pembelajaran masih banyak yang kurang paham karena sulit
memahami bahasa. Hal tersebut juga mengakibatkan daya respon siswa berkurang
dengan ditandai dengan pada saat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan oleh guru atau pada saat melakukan interaksi antara guru. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan siswa dalam memahami
pembelajaran dikelas V MIN 3 Humbang Hasundutan. Peneliti menggunakan
metode penelitian kualitatif. Data diperoleh dari penelitian ini menggunakan
observasi, wawancara serta dokumentasi. Hasil penelitian menujukan ada delapan
faktor penghambat kesulitan belajar siswa yaitu, perception, attention, memory,
processing speed, motacognitif, language, academic dan social. Berdasarkan hasil
observasi dari delapan indikator di atas, indikator language paling dominan di
alami oleh siswa dalam masalah kesulitan belajar, berdasarkan hasil observasi
guru kurang memiliki intonasi yang jelas saat melakukan pembelajaran di kelas.
Bahasa yang guru ucapkan (Verbal) kurang jelas dan dimengerti. Banyak siswa
yang masih kurang mengerti bahasa yang di gunakan oleh guru karena tidak
sesuai dengan KBBI dan kurang jelasnya guru dalah menyampaikan materi
pembelajaran dengan menggunakan bahasa yang tidak baku (non verbal).