Abstract:
Menghafal al-Qur‟an atau yang lebih dikenal dengan sebutan Taḥfȋẓ.
Banyaknya orang yang menghafal Al-Qur‟an merupakan sebuah usaha untuk
menjaga kemurniannya serta mengajak orang-orang untuk mengamalkan apa yang
sudah diperintahkan dalam Al-Qur‟an. Orang yang menghapal Al-Qur‟an
memiliki kedudukan yang paling mulia dan terpuji bagi Allah SWT. Seseorang
yang sering menghafal Al-Qur‟an maka dia akan sehat baik jiwa maupun raganya.
Pendekatan penelitian ini adalah penelitian deskriptif, karena itu metode yang
digunakan adalah metode kualitatif dan konten analisis. Metode kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penggunaan
metode kualitatif dalam penelitian ini untuk memahami, mengawasi suatu makna
suatu peristiwa situasi sosial, tingkah laku manusia dan latar belakang secara
holistik-kontekstual.Berdasarkan observasi penulis di lapangan pada tahap
menyetorkan hafalan, guru menerapkan metode takrir yaitu santri mengulang
ulang hafalan dan menyetorkan hafalan yang baru dihafal kepada seorang guru
atau pembimbing secara bergantian. Faktor pendukung metode takrir ialah
Guru/ustazah, guru memiliki peran yang cukup besar dan faktor penghambat
metode takrir ialah Kondisi siswa, kondisi pendidik menjadi faktor penghambat
yang cukup serius.
Dengan adanya metode Takrir, setiap santri diharapkan benar-benar
melaksanakan metode tersebut dengan istiqomah yang baik dan sungguh-sungguh
serta meningkatkan kedisiplinan dalam setoran maupun tasmi'' (berkelompok).
Karena dengan adanya rasa tanggung jawab dan disiplin dari masing-masing
santri, itulah yang dapat mengoptimalkan dari pelaksanaan metode Takrir. Dengan
demikian akan tercapai apa yang dimaksud