Abstract:
Tindak pidana penggelapan bukanlah tindak pidana baru dalam hukum Indonesia. Penggelapan dapat dilakukan dengan berbagai modus termasuk dengan menyalahgunakan jabatan yang dikuasainya. Penulisan ini membahas tentang penggelapan dalam jabatan yang dilakukan oleh seorang manager. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kebijakan perusahaan terhadap manager yang melakukan tindak pidana penggelapan dalam jabatan.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis empiris, sumber data yang digunakan adalah data hukum Islam Q.S Ali-Imran Ayat 161, data primer dan data skunder, dengan alat pengumpul data untuk data primer adalah wawancara dengan nara sumber di PT. Bridgestone Pematang Siantar, sedangkan untuk data skunder adalah studi dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian dipahami bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tindak pidana penggelapan dalam jabatan di PT. Bridgestone Pematang Siantar antara lain yang pertama adalah faktor kurangnya pengawasan dari perusahaan Bridgestone Pematang Siantar, faktor jabatan yang diberikan oleh perusahaan Bridgestone Pematang Siantar, faktor gaya hidup, upayaupaya pihak Bridgestone Pematang Siantar Dalam menanggulangi masalah tersebut secara garis besar melalui upaya preventif (upaya pencegahan), upaya represif (upaya penindakan). Serta kendala yang dihadapi perusahaan Bridgestone dalam melakukan penanggulangan yaitu pengendalian intern tidak ada atau lemah atau dilakukan dengan longgar dan tidak efektif, pegawai yang dipercaya memiliki masalah pribadi yang tidak dapat dipecahkan, biasanya masalah keuangan, kebutuhan, kesehatan keluarga, gaya hidup yang berlebihan, industri dimana perusahaan menjadi bagiannya, memiliki sejarah atau tradisi keuangan.
