Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja BUMN PT. Perkebunan Nusantara
III (PERSERO) Medan. Apakah analisis kinerja keuangan sudah sesuai dengan standar
BUMN Pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan Berdasarkan Keputusan
Mentri BUMN No. KEP-100/MBU/2002”. Ditinjau dari Rasio profitabilitas yang digunakan
yaitu Return On Equity dan Return On Investment Rasio Likuiditas yang digunakan yaitu
Current Ratio dan Cash Ratio Rasio Aktifitas yang digunakan yaitu Receivable Collection,
Inventori Turn Over dan Total Asset Turn Over Rasio Solvabilitas yang digunakan yaitu
Total Modal Sendiri.
Subjek penelitian ini adalah PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) yang terletak
di Jl. Sei Batanghari NO. 2 Medan kotak Pos 91. Propinsi Sumatera Utara, Indonesia, PT.
Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,
pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan.
Objek dalam penelitian ini adalah Laporan keuangan PTPN III (PERSERO) Medan
dari tahun 2011-2015. Data ini diperoleh melalui dokumentasi. Metode analisis data yang
digunakan adalah Deskriptif Kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) ROE PTPN III tahun 2011 dan 2012
mendapatkan skor 20 menunjukan bahwa kinerja perusahan sudah cukup baik. Namun di
tahun 2013-2015 skor penurunan 10, 5,5, 4 skor. Perolehan skor ini jauh berada di bawah
skor tertinggi yaitu 20. menunjukan perusahaan masih belum mampu memperoleh laba bersih
yang tinggi bagi pemegang saham. 2) ROI PTPN III dari tahun 2011-2015 skor terus
mengalami penurunan skor12, 6, 4, tahun 2014 dan 2015 menjadi 2 skor. Perolehan skor
tersebut masih berada jauh dibawah skor tertinggi yaitu 15. Hal ini menunjukan bahwa
kinerja perusahaan masih belum mampu menghasilkan laba sebelum pajak. 3) Cars Ratio
tahun 2011-2013 mendapatkan nilai 5 atau skor tertinggi. menunjukan bahwa kinerja
perusahan sudah cukup baik. tahun 2014 dan 2015 mengalami penurunan menjadi 3 skor.
menunjukan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang baik dalam penyediaan dana
tunai untuk membiayai operasi perusahaan atau untuk membayar kewajiban jangka pendek.
4) Current Ratio tahun 2011 nilai 4 skor meningkat tahun 2012 menjadi 5 skor kemudian di
tahun 2013-2015 terus mengalami penurunan. menunjukan bahwa perusahan belum mampu
menyelesaikan masalah kewajiban lancar yang harus dipenuhi karena posisi akhir aktiva
perusahaan lebih banyak dibandingkan kewajiban. 5) RCP tahun 2011-2015 mendapatkan
skor 5 atau skor tertinggi. Hal ini menunjukan bahwa kinerja perusahan sudah cukup baik.
dalam melakukan pencairan piutang usaha. 6) ITO tahun 2011-2015 mendapatkan skor 5 atau
skor tertinggi. menunjukan bahwa kinerja perusahan sudah cukup baik. 7) TATO tahun 2011
nilai 3 skor menurun di tahun 2012-2014 mendapatkan 2,5 tahun 2015 menjadi 2 skor.
menunjukan bahwa perusahaan belom mampu untuk menghasilkan pendapatan yang
maximal. 8) tahun 2011-2013 nilai 9 skor tahun 2014 menjadi 7,25 skor meningkatt ditahun
2015 menjadi 9 skor. Hal ini menunjukan bahwa pencapaian modal sendiri terhadap aktiva
dalam keadaan yang sehat guna mengelolah kedua komponen tersebut.