Abstract:
Dibawah bimbingan Bapak Dr.Ir. Muhammad Buchari Sibuea M,S.i
selaku ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Ir. Gustina Siregar M,Si Selaku
Anggota Pembimbing Skripsi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 18 Oktober
2017 Sampai dengan bulan Desember 2017 di Desa Tanjung Medan, Kecamatan
Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara. Perumusan
masalah dalam Penelitian ini adalah mengenai permasalahan yang sering di
hadapi petani kelapa sawit dilapanga seperti permasalahan tentang permodalan
dalam usah perkebunan kelapa sawit rakyat, biaya dalam perawatan kelelapa sawit
rakyat, penentuan harga dilapangan yang di dapatkan petani kelapa sawit dari
pedangang pengumpul, dan pengangkutan kelapa sawit dari TPH petani hingga ke
TPH yang sudah di tentukan petani kelapa sawit yang pada saat pengangkutan
petani di kenakan biaya dalam pengangkutan kelapa sawit rakyat.
Berdasarkan dari hasil penelitian kelapa sawit rakyat bahwa modal awal
petani sebagian dari pinjaman kepada orang lain (saudara) dan aja juga petani
menggunakan modal sendiri, yang mana rata-rata jumlah modal awal petani
kelapa sawit rakyat sekitar 5 sampai 10 juta mulai dari pembukaan lahan, maupun
pembelian bibit, dan penanaman. Bibit yang diperoleh petani sebangian dari hasil
tanaman sendiri dan ada juga sebagian petani membeli bibit dari petani lain yang
sedang melakukan pembibitan kelapa sawit.
Menurut penelitian harga kelapa sawit rakyat pada saat itu Rp.1400/kg
harga di tingkat petani, sedangkan harga di RAM Rp.1460/kg perbedan harga dari
RAM Rp.60/kg pada saat penelitian, dengan adanya perbedaan harga tidak
membuat petani kelapa sawit berpindah dalam melakukan penjualan kelapa sawit
kepada RAM tersebut disebabkan petani kelapa sawit tidak mau mengambil
resiko dalam melakukan penjualan kelapa sawit. Resiko yang sering di hadapi
petani dalam penjualan hasil produksi kelapa sawit ke RAM, banyaknya buah
petani yang terkena sortiran di RAM sehingga sebangian petani lebih memilih
tetap menjual hasil produksi kelapa sawit kepada pedangang pengumpul yang
mana di pedangang pengumpul tidak ada dilakukan pensortiran buah kelapa sawit
petani.
Menurut penelitian penentuan harga jual di tentukan dari harga TBS di
pabrik kelapa sawit. Sehingga penentuan harga di lihat dari kualitas kelapa sawit
yang di hasilkan petani, dan jarak tempuh juga dapat menentukan harga jual
kelapa sawit di tingkat petani di karenakan dalam pengangkutan pedangang
pengumpul juga memerlukan biaya dalam pengangkutan kelapa sawit rakyat
sehingga semakin jauh jarak yang di tempuh pedangang penumpul untuk
mengangkut hasil kelapa sawit yang di miliki para petani maka rendah juga harga
di tingkat petani, itu di karenakan adanya perhitungan biaya-biaya pengeluaran
pedangang pengumpul dalam pengangkutan kelapa sawit petani seperti biaya
bahan bakar dan biaya kerusakan alat tranfortasi dalam pengangkutan kelapa
sawit dari TPH petani