Abstract:
Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektifitas B. thuringiensis, B.
bassiana, M. anisopliae terhadap mortalitas larva O. rhinoceros L. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Hama Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan
yaitu: P0 (Kontrol), P1 (B. thuringiensis 5g/100 ml air), P2 (B. thuringiensis
10g/100 ml air), P3 (B. bassiana 5g/100 ml air), P4 (B. bassiana 10g/100 ml air),
P5 (M. anisopliae 5g/100 ml air), P6 (M. anisopliae 10g/100 ml air). Parameter
yang diamati adalah persentase mortalitas larva, pengamatan visual larva, dan
waktu kematian larva.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase mortalitas tertinggi
terdapat pada perlakuan P2 (B. thuringiensis 10g/100 ml air) sebesar 100%, P1 (B.
thuringiensis 5g/100 ml air) sebesar 87,5%, P6 (M. anisopliae 10g/100 ml air)
sebesar 75%, P4 (B. bassiana 10g/100 ml air) sebesar 70%, P5 (M. anisopliae
5g/100 ml air) sebesar 47,5%, dan terendah perlakuan P3 (B. bassiana 5g/100 ml
air) sebesar 37,5%. Dari hasil pengamatan yang di peroleh bahwa larva yang
terinfeksi entomopatogen menunjukkan gejala infeksi dan warna yang berbeda
dari awal aplikasi dilakukan yaitu pada B. thuringiensis adanya perubahan warna
dibagian ujung abdomen larva menghitam dan pada akhirnya semua tubuh larva
akan menghitam dan mengeluarkan bau busuk. Sedangkan pada perlakuan
entomopatogen B. bassiana tubuh larva ditumbuhi koloni jamur berwarna putih,
dan pada akhirnya semua tubuh larva akan dipenuhi dengan koloni jamur yang
mengeras seperti mumi. Begitu juga dengan perlakuan M. anisopliae yang awal
infeksi tubuh larva akan ditumbuhi koloni berwarna putih dan pada akhirnya
koloni jamur yang berwarna putih akan berubah menjadi warna kehijau - hijauan
serta tubuh mengeras dan mongering atau yang sering disebut dengan kejadian
mumifikasi yang mirip dengan mumi.