Abstract:
Untuk merencanakan suatu anggaran proyek, estimator harus mempunyai
pedoman metode yang ekonomis dan jelas berlaku di Indonesia. Keuntungan yang
diperoleh Seorang Estimator tergantung pada kecakapannya membuat perkiraan
biaya. Bila penawaran harga yang diajukan di dalam proses lelang terlalu tinggi,
kemungkinan besar Estimator akan mengalami kekalahan. Sebaliknya bila
memenangkan lelang dengan harga terlalu rendah, akan mengalami kesulitan
dibelakang hari oleh karena itu perkiraan biaya memegang peranan penting dalam
penyelengaraan proyek untuk merencanakan dan mengendalikan sumber daya
seperti material, tenaga kerja, pelayanan maupun waktu. Di Indonesia terdapat
metode untuk merencanakan harga satuan biaya anggaran proyek yaitu BOW
(Burgelijke Openbare Werken), SNI 2008 dan AHSP 2016. Kontraktor umumnya
membuat harga penawaran berdasarkan analisa yang tidak seluruhnya
berpedoman pada analisa BOW (Burgelijke Openbare Werken), SNI 2008
maupun AHSP 2016. Para kontraktor lebih cenderung menghitung harga satuan
pekerjaan berdasarkan dengan analisa mereka sendiri yang didasarkan atas
pengalaman terdahulu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan konstruksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode apa yang paling ekonomis dan
untuk menjadi acuan para estimator merencenakan biaya konstruksi dengan
metode yang berlaku di Indonesia tidak dengan metode yang di analisa sendiri.
Dalam perhitungan rencana anggaran biaya pembangunan Mall Widuri dengan
menggunakan 3 metode maka diperoleh metode AHSP 2016 merupakan yang
paling ekonomis yaitu sebesar Rp. 8.667.500.000, lalu metode SNI 2008 sebesar
Rp. 9.542.300.000 dan yang paling mahal metode BOW sebesar Rp.
11,797,600,000.