Abstract:
Kebutuhan akan bangunan tahan gempa merupakan sebuah hal yang harus
terpenuhi, khususnya untuk daerah-daerah dengan tingkat kerawanan gempa
tinggi seperti di Indonesia. Berdasarkan pengalaman yang telah terjadi,
keruntuhan bangunan akibat bencana gempa bumi banyak terjadi pada bangunan
struktur beton bertulang dengan dinding pengisi bata. Karena ketika gempa
terjadi, pasti elemen dinding pengisi mengalami keruntuhan yang pertama kali,
dengan adanya keruntuhan pada dinding pengisi menyebabkan lantai mengalami
torsi karena sudah tidak sesuai lagi kekuatannya dan kekakuannya. Hipotesa ini
dipakai sebagai permasalahan penelitian dan tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui pola keruntuhan dari perilaku torsi pada lantai dalam kondisi elemen
sendi plastis dengan motode pushover dan respon spektrum. Hasil analisis
pushover dan analisis respon spektrum menunjukkan bahwa gedung mengalami
torsi pada lantai, tidak terlalu berpengaruh terhadap bangunan dengan nilai
pushover maksimum pada kondisi keruntuhan dinding awal dengan R1 sebesar
8.674/10
3
radians dan pada kondisi keruntuhan dinding akhir dengan R1 sebesar
8.066/10
3
radians dan nilai respons spektrum maksimum pada tahap pertama
dengan menghapus sebahagian dinding pengisi yang mengalami sendi plastis
sebesar 1.771/10
3
radians dan pada tahap kedua dengan menghapus lebih banyak
dinding pengisi yang mengalami sendi plastis sebesar 1.770/10
3
radians.