Abstract:
Jalan Hutaimbaru-Sipiongot merupakan salah satu jalan yang menghubungkan antar
daerah, dimana kendaraan yang melewati jalan ini beragam. Akses menuju jalan ini
terbilang sempit dan curam, karena masih kurangnya perhatian pemerintah setempat
untuk perduli akan kondisi jalan disana. Jalur akses Hutaimbaru-Sipiongot ini kondisi
fisik mengalami kerusakan dan mengakibatkan kurang nyaman bagi pengguna jalan dan
dari segi kapasitas jalan tersebut tidak memenuhi dari batas Derajat Kejenuhan (DS) =
0,75, sehingga jalur perlu dilakukan peningkatan kelas jalan, untuk penentuan
peningkatan kelas jalan sudah ditentukan oleh pemerintah dengan kelas jalan II dari segi
fungsi jalan. Perencanaan ini meliputi pengontrolan geometrik alinyemen horizontal
dengan metode Bina Marga, Perencanaan tebal perkerasan dengan menggunakan
petunjuk perencanaan tebal perkerasan jalan dengan perbandingan Metode Analisa
Komponen dari buku-buku standar Konstruksi Bangunan Indonesia (SKBI) dan
AASHTO. Dari hasil perencanaan Jalan Hutaimbaru-Sipiongot ini diperoleh hasil sebagai
berikut: Alinyemen Horizontal = 1,67 rad/km; DDT = 6,8; ITP = 8,7; Susunan
perkerasasn: Laston MS 744 = 10 cm; Lapis Pondasi Atas = 15 cm; Lapis Pondasi Bawah
= 20 cm; EAC = 360.000 psi; EBS = 30.000 psi; ESB = 19.000 psi; D1 = 4,0 inch = 10
cm; D2 = 6,0 inch = 15 cm; D3 = 7,8 inch = 19 cm