Abstract:
Akhir-akhir ini, jajanan pasar banyak dijual di mall-mall dengan booth
khusus dan bahkan di hotel bintang lima sekalipun tak malu untuk menyajikan
jajanan pasar tersebut pada acara-acara yang diadakan di dalam hotel. Makanan
tradisional juga mengalami kemajuan diakrenakan tidak menjadi jajanan pasar
saja, tetapi sudah menjadi sajian yang berkelas. Dalam setiap ajang event baik
yang kaula muda ataupun kalangan orang tua, kudapan tradisional selalu menjadi
snack dan makanan pendamping. Eksistensi makanan tradisional juga tidak kalah
majunya dibanding makanan-makanan modern/kekinian. Berdasarkan uraian
tersebut dan hasil pre observasi, maka penulis ingin mengetahui persepsi
masyarakat khususnya remaja terhadap kudapan tradisional yang ada di Kota
Medan. Bagaimana pandangan para remaja terkait makanan/kudapan tradisional
yang masih bertahan ditengah perkembangan makanan modern/kekinian yang
semakin kini semakin maju serta pola perilaku remaja dalam mendeskripsikan dan
menilai kudapan tradisional. Penulis memilih remaja dikarenakan remaja adalah
masyarakat “kekinian” yang menyukai hal-hal baru yang unik dan menarik untuk
dirasa, dilihat bahkan di posting di sosial media. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Persepsi remaja terhadap kudapan tradisional pada produksi toko “Kue
Enak” adalah sangat baik. Para remaja memberikan pandangan bahwa toko “Kue
Enak” adalah salah satu toko yang masih mempertahankan khas citarasa kudapan
tradisional. Penjualan dan penyajian yang baik dan steril juga kemasan yang baik
adalah salah satu bentuk menjaga citarasa khas dan eksistensi terhadap kudapan
tradisional. Perilaku remaja dalam melihat dan memandang kudapan tradisional
sampai saat ini adalah bukan makanan yang ketinggalan zaman dengan citarasa
yang buruk. Sebagian besar perilaku remaja terhadap kudapan tradisional adalah
sangat menyukai jenis makanan tersebut dan ingin tetap mempertahankan citarasa
khas makanan tersebut. Meskipun banyak makanan-makanan dari budaya barat
yang masuk dan makanan kekinian yang di jual oleh publik, namun para remaja
tetap menyukai kudapan tradisional tersebut.