Abstract:
Penelitian ini berjudul“Pengaruh Penambahan Tepung Kolang-kaling
(Arenga Pinnata) Dan Gula Semut Pada Pembuatan Cookies”. Dibimbing oleh
Bapak Prof. Dr. H. Zulkifli Lubis, M. App. Sc selaku ketua komisi pembimbing
dan Ibu Masyhura MD.S.P.,M.Si selaku anggota Komisi Pembimbing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penambahan Tepung
Kolang Kaling (Arenga Pinnata) dan Gula Semut pada pembuatan Cookies.
Metode penelitian dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap
(RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan dua kali ulangan. Faktor I
adalah Penambahan Tepung (T) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu :T1 = 20 gr, T2 = 30
gr, T3 = 40 gr, T4 = 50 gr dan faktor II adalah Penambahan Gula Semut ( G ) yang
terdiri dari 4 taraf, yaitu : G1 = 40 gr, G2 = 50 gr, G3 = 60 gr, G4 = 70 gr.
Parameter yang diamati adalah Kadar Karbohidrat, Kadar Kalsium, Kadar Serat,
Kadar Abu, Kadar Air, Organoleptik rasa dan Organoleptik Tekstur. Hasil analisa
secara statistik pada masing masing parameter memberikan kesimpulan sebagai
berikut.
Kadar Karbohidrat
Daftar sidik ragam (Lamiran 1) dapat dilihat bahwa penambahan tepung
kolang-kaling berpengaruh berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar
karbohidrat. Nilai tertinggi dapat dilihat pada perlakuan T4= 78,69% dan nilai
terendah terdapat pada T1= 75,88%. Pengaruh penambahan gula semut
memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (p<0,01 ), Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan G4= 77,79% dan nilai terendah terdapat pada G1=
77,57%. Dari daftar Lampiran 1 interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang
berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar karbohidrat. Nilai tertinggi terdapat
pada perlakuan dengan kosentrasi tepung kolang-kaling 50 gr dan penambahan
gula semut sebanyak 70 gr (T4G4) sebesar 78,415%. Sedangkan nilai terendah
yaitu pada perlakuan dengan kosentrasi tepung kolang-kaling sebanyak 20 gr dan
penambahan gula semut sebanyak 40 gr (T1G1) dengan nilai sebesar 76,605%.
Kadar Serat
Daftar sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa penambahan tepung
kolang-kaling berpengaruh berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar serat
kasar. Nilai tertinggi dapat dilihat pada perlakuan T4= 0,390% dan nilai terendah
terdapat pada T1= 0,300%. Pengaruh penambahan gula semut memberikan
pengaruh yang berbeda tidak nyata (p>0,05), Nilai tertinggi terdapat pada
perlakuan G4= 0,356% dan nilai terendah terdapat pada G1= 0,335%. Dari daftar
Lampiran 2 interaksi perlakuan memberikan penagaruh yang berbeda tidak nyata
(p>0,05) terhadap kadar Serat Kasar. Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan
dengan kosentrasi tepung kolang-kaling 50 gr dan penambahan gula semut
sebanyak 70 gr (T4G4) sebesar 0,440%. Sedangkan nilai terendah yaitu pada
perlakuan dengan kosentrasi tepung kolang-kaling sebanyak 20 gr dan
penambahan gula semut sebanyak 40 gr (T1G1) dengan nilai sebesar 0,285%.
Kadar Kalsium
Daftar sidik ragam (Lamiran 3) dapat dilihat bahwa penambahan tepung
kolang-kaling berpengaruh berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar kalsium. Nilai tertinggi dapat dilihat pada perlakuan T4= 145,30% dan nilai terendah
terdapat pada T1= 109,48%. Pengaruh penambahan gula semut memberikan
pengaruh yang berbeda tidak nyata (p>0,05), Nilai tertinggi terdapat pada
perlakuan G4= 136,57% dan nilai terendah terdapat pada G1= 125,73%. Dari
daftar Lampiran 3 interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda tidak
nyata (p>0,05) terhadap kadar kalsium. Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan
dengan kosentrasi tepung kolang-kaling 50 gr dan penambahan gula semut
sebanyak 70 gr (T4G4) sebesar 159,10%. Sedangkan nilai terendah yaitu pada
perlakuan dengan kosentrasi tepung kolang-kaling sebanyak 20 gr dan
penambahan gula semut sebanyak 40 gr (T1G1) dengan nilai sebesar 107,90%.
Kadar Air
Daftar sidik ragam (Lamiran 4) dapat dilihat bahwa penambahan tepung
kolang-kaling berpengaruh berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar air.
Nilai tertinggi dapat dilihat pada perlakuan T1= 2,655% dan nilai terendah
terdapat pada T4= 2,00%. Pengaruh penambahan gula semut memberikan
pengaruh yang berbeda sangat nyata (p<0,01), Nilai tertinggi terdapat pada
perlakuan G1= 2,446% dan nilai terendah terdapat pada G4= 2,275%. Dari daftar
Lampiran 4 interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata
nyata (p<0,01) terhadap kadar air. Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan dengan
kosentrasi tepung kolang-kaling 20 gr dan penambahan gula semut sebanyak 40
gr (T1G1) sebesar 2,710%. Sedangkan nilai terendah yaitu pada perlakuan dengan
kosentrasi tepung kolang-kaling sebanyak 50 gr dan penambahan gula semut
sebanyak 70 gr (T4G4) dengan nilai sebesar 1,825%.Kadar Abu
Daftar sidik ragam (Lamiran 5) dapat dilihat bahwa penambahan tepung
kolang-kaling berpengaruh berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar abu.
Nilai tertinggi dapat dilihat pada perlakuan T4= 0,95% dan nilai terendah terdapat
pada T1= 0,38%. Pengaruh penambahan gula semut memberikan pengaruh yang
berbeda tidak nyata (p>0,05), Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan G1= 0,72%
dan nilai terendah terdapat pada G4=0,52%. Dari daftar Lampiran 5 interaksi
perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda sagat nyata (p<0,01) terhadap
kadar abu. Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan dengan kosentrasi tepung
kolang-kaling 50 gr dan penambahan gula semut sebanyak 70 gr (T4G4) sebesar
1,07%. Sedangkan nilai terendah yaitu pada perlakuan dengan kosentrasi tepung
kolang-kaling sebanyak 20 gr dan penambahan gula semut sebanyak 40 gr (T1G1)
dengan nilai sebesar 0,33%.
Organoleptik Tekstur
Daftar sidik ragam (Lamiran 6) dapat dilihat bahwa penambahan tepung
kolang-kaling berpengaruh berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap Organoleptik
tekstur. Nilai tertinggi dapat dilihat pada perlakuan T4= 3,688% dan nilai terendah
terdapat pada T1= 2,538%. Pengaruh penambahan gula semut memberikan
pengaruh yang berbeda sangat nyata (p<0,01), Nilai tertinggi terdapat pada
perlakuan G4= 3,250% dan nilai terendah terdapat pada G1=2,975%. Dari daftar
Lampiran 6 interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata
(p<0,01) terhadap organoleptik tekstur. Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan
dengan kosentrasi tepung kolang-kaling 50 gr dan penambahan gula semut sebanyak 70 gr (T4G4) sebesar 3,750%. Sedangkan nilai terendah yaitu pada
perlakuan dengan penambahan tepung kolang-kaling sebanyak 20 gr dan
penambahan gula semut sebanyak 40 gr (T1G1) dengan nilai sebesar 2,350%.
Organoleptik Rasa
Daftar sidik ragam (Lamiran 7) dapat dilihat bahwa penambahan tepung
kolang-kaling berpengaruh berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap Organoleptik
Rasa. Nilai tertinggi dapat dilihat pada perlakuan T1= 3,600% dan nilai terendah
terdapat pada T4= 2,825%. Pengaruh penambahan gula semut memberikan
pengaruh yang berbeda sangat nyata (p<0,01 ), Nilai tertinggi terdapat pada
perlakuan G1= 3,365% dan nilai terendah terdapat pada G4= 3,125%. Dari daftar
lampiran 7 interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata
(p<0,01) terhadap organoleptik rasa. Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan
dengan kosentrasi tepung kolang-kaling 20 gr dan penambahan gula semut
sebanyak 40 gr sebesar 3,750. Sedangkan nilai terendh yaitu pada perlakuan
dengan penambahan tepung koang-kaling sebanyak 50 gr dan peambahan gula
semut sebanyak 70 gr (T4G4) dengan nilai 2,600%.