Abstract:
Penelitian ini berjudul “Pengembangan Produk Jelly Drink Berbasis
Daging Daun Lidah Buaya (Aloe vera L.) dan Ekstrak Sari Jahe Merah (Zingiber
officinale var. Rubrum) Sebagai Pangan Fungsional”. Penelitian ini dibimbing
oleh Bapak Ir. Sentosa Ginting, M.P selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak
Syakir Naim Siregar, S.P. M.Si selaku anggota komisi pembimbing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah penambahan gel daging
daun lidah buaya dan ekstrak sari jahe merah dalam produk jelly drink sebagai
pangan fungsional yang dilihat dari sifat fisik maupun kimia yang dihasilkan.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial
dengan (2) dua ulangan. Faktor I adalah Jumlah Penambahan Gel Daging Daun
Lidah Buaya dengan sandi (L) yang terdiri atas 4 taraf yaitu : L1 = 80%, L2 =
70%, L3 = 60% dan L4 = 50%. Faktor II adalah Jumlah Penambahan Ekstrak Sari
Jahe Merah dengan sandi (J) yang terdiri atas 4 taraf yaitu : J1 = 20%, J2 = 30%, J3
= 40% dan J4 = 50%. Parameter yang diamati meliputi : Uji Organoleptik Rasa,
Warna, Tekstur, Daya Hisap, Uji Total Mikroba, Derajat Keasaman (pH) serta
Aktivitas Antioksidan dan Total Padatan Terlarut.
Hasil analisa secara statistik pada masing-masing parameter memberikan
kesimpulan sebagai berikut:
Jumlah gel daging daun lidah buaya memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (P < 0,01) terhadap uji organoleptik rasa. Rasa tertinggi terdapat pada
perlakuan L1 sebesar 3,925 dan terendah pada perlakuan L4 sebesar 3,038.
Penambahan ekstrak sari jahe merah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
(P < 0,01) terhadap uji organoleptik rasa. Rasa tertinggi terdapat pada perlakuan J1 sebesar 3,975 dan terendah pada perlakuan J4 sebesar 2,875. Pengaruh interaksi
antara jumlah gel daging daun lidah buaya dan ekstrak sari jahe merah
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P < 0,01) terhadap organoleptik rasa
dengan nilai tertinggi pada perlakuan L1J1 sebesar 4,400 dan yang terendah pada
perlakuan L4J4 sebesar 2,250.
Jumlah gel daging daun lidah buaya memberikan pengaruh berbeda tidak
nyata (P > 0,05) terhadap uji organoleptik warna. Penambahan ekstrak sari jahe
merah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P < 0,01) terhadap uji
organoleptik warna. Warna tertinggi terdapat pada perlakuan J4 sebesar 3,963 dan
terendah pada perlakuan J1 sebesar 2,563. Pengaruh interaksi antara jumlah gel
daging daun lidah buaya dan ekstrak sari jahe merah memberikan pengaruh
berbeda sangat nyata (P < 0,01) terhadap organoleptik warna dengan nilai
tertinggi pada perlakuan L4J4 sebesar 4,350 dan yang terendah pada perlakuan
L4J1 sebesar 2,500.
Jumlah gel daging daun lidah buaya memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (P < 0.01) terhadap uji organoleptik tekstur. Tekstur tertinggi terdapat pada
perlakuan L1 sebesar 4,625 dan terendah pada perlakuan L4 sebesar 3,050.
Penambahan ekstrak sari jahe merah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
(P < 0,01) terhadap uji organoleptik tekstur. Tektur tertinggi terdapat pada
perlakuan J1 sebesar 4,038 dan terendah pada perlakuan J4 sebesar 3,700.
Pengaruh interaksi antara jumlah gel daging daun lidah buaya dan ekstrak sari
jahe merah memberikan pengaruh tidak nyata (P > 0,05).
Jumlah gel daging daun lidah buaya memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (P < 0.01) terhadap uji organoleptik daya hisap. Daya hisap tertinggi terdapat pada perlakuan L1 sebesar 4,450 dan terendah pada perlakuan J4 sebesar
2,950. Penambahan ekstrak sari jahe merah memberikan pengaruh berbeda
berbeda tidak nyata (P > 0,05) terhadap uji orgaboleptik daya hisap. Pengaruh
interaksi antara jumlah gel daging daun lidah buaya dan ekstrak sari jahe merah
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P > 0,05).
Jumlah gel daging daun lidah buaya memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (P < 0.01) terhadap total mikroba. Total mikroba tertinggi terdapat pada
perlakuan L4 sebesar 4,706 logCFU/g dan terendah pada perlakuan L1 sebesar
4,208 logCFU/g. Penambahan ekstrak sari jahe merah memberikan pengaruh
berbeda sangat nyata (P < 0,01) terhadap total mikroba . Total mikroba tertinggi
terdapat pada perlakuan J4 sebesar 4,526 logCFU/g dan terendah pada perlakuan
J1 sebesar 4,350. Pengaruh interaksi antara jumlah gel daging daun lidah buaya
dan ekstrak sari jahe merah memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P > 0,05).
Jumlah gel daging daun lidah buaya memberikan pengaruh tidak nyata (P
> 0,05) Terhadap derajat keasaman (pH) begitu juga dengan penambahan ekstrak
sari jahe merah memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P > 0,05) terhadap
derajat keasaman (pH). Pengaruh interaksi antara jumlah gel daging daun lidah
buaya dan ekstrak sari jahe merah memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P
> 0,05).
Nilai aktivitas antioksidan dari produk minuman jelly drink lidah buaya
dan jahe merah formulasi terpilih pada perlakuan L1J1 yang dinyatakan dengan
nilai IC50 adalah 268,21 ppm termasuk dalam kategori sangat lemah karena berada
pada nilai IC50 lebih dari 150 ppm dan total padatan terlarut formulasi terpilih pada perlakuan L1J1 sebesar 32 °Brix menunjukkan bahwa total padatan terlarut
dalam jelly drink lidah buaya dan jahe merah sudah memenuhi SNI sebesar 20%.