Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan bahan
baku bekatul dengan kacang putih dan pengaruh lama waktu pemanggangan
terhadap nilai gizi flakes dan daya terima masyarakat.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
faktorial 2 (dua) ulangan. Faktor I adalah Perbandingan Bekatul Dan Tepung
Kacang Putih dengan sandi (F) yang terdiri dari 4 taraf yaitu : F1= 100:0%, F2=
75:25 %, F3= 50:50 %, F4= 25:75%. Faktor II adalah Lama Waktu Pemanggangan
dengan sandi (W) yang terdiri dari 4 taraf yaitu : W1 = 30 menit, W2 = 40 menit,
W3= 50 menit, W4 = 60 menit. Parameter yang diamati meliputi : kadar air, kadar
karbohidrat, kadar protein, kadar lemak, kadar serat, kadar abu, uji ketahanan
susu, uji organoleptik warna, uji organoleptik rasa, uji organoleptik aroma, dan uji
organoleptik tekstur.
Hasil analisa secara statistik pada masing-masing parameter memberikan
kesimpulan sebagai berikut :
Formulasi Flakes bekatul memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
(P<0,01) terhadap kadar air. Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan F4 sebesar
1,709% dan terendah F1 sebesar 1,346%. Lama waktu Pemanggangan
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air, kadar air
ii
tertinggi terdapat pada perlakuan F1 sebesar 1,564% dan terendah F4 sebesar
1,466%. Hubungan interaksi formulasi bekatul dengan lama waktu pemanggangan
memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar air.
Formulasi bekatul memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap karbohidrat, nilai tertinggi terdapat pada perlakuan F2 sebesar 68,605%
dan terendah F4 sebesar 59,525%. Lama waktu pemanggangan memberikan
pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05). Hubungan interaksi formulasi bekatul
dengan lama waktu pemanggangan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata
(P>0,05) terhadap karbohidrat.
Formulasi flakes bekatul memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
(P<0,01) terhadap protein, nilai protein tertinggi terdapat pada perlakuan F4
sebesar 14,268% dan terendah terdapat pada F1 sebesar 11,008%. Lama waktu
pemanggangan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap
protein, nilai tertinggi terdapat pada perlakuan W1 sebesar 13,091% dan terendah
W4 sebesar 12,733%. Hubungan interaksi formulasi bekatul dengan lama waktu
pemanggangan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap
protein.
Formulasi flakes bekatul memberikan pengeruh berbeda sangat nyata
(P<0,01) terhadap kadar lemak. Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan F1
16,676% dan terendah pada perlakuan F4 14,431%. Lama waktu pemanggangan
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar lemak, nilai
tertinggi terdapat pada perlakuan W1 15,610% dan terendah W4 15,346%.
Hubungan interaksi formulasi bekatul dan lama waktu pemanggangan
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap lemak. Kadar
iii
lemak tertinggi terdapat pada perlakuan F1W1 sebesar 16,755% dan terendah pada
perlakuan F4W$ sebesar 14,285%.
Formulasi flakes bekatul memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
(P<0,01) terhadap serat. Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan F1 sebesar
5,176%, dan terendah F4 sebesar 4,293%. Lama waktu pemanggangan
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap serat dengan nilai
tertinggi 5,169% terdapat pada perlakuan W1 dan terendah sebesar 3,379% pada
perlakuan W4. Hubungan interaksi formulasi bekatul dengan lama waktu
peamanggangan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (p>0,05) terhadap
serat.
Formulasi flakes bekatul memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
(P<0,01) terhadap kadar abu. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan F4
sebesar 4,564%, perlakuan terendah F1 sebesar 2,515%. Lama waktu
pemanggangan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
kadar abu dengan nilai tertinggi 4,013% pada perlakuan W4 dan terendah pada
W1 sebesar 3,101%. Hubungan interaksi formulasi bekatul dengan lama waktu
pemanggangan memberikan pengaruh tidak nyata (p>0,05) terhadap kadar abu.
Formulasi flakes bekatul meberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap ketahanan susu. Lama waktu pemanggangan memberikan pengaruh
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap ketahanan susu. Hubungan interaksi
formulasi bekatul dengan lama waktu pemangganagn memberikan pengaruh tidak
nyata (P>0,05) terhadap ketahanan susu.
Formulasi flakes bekatul memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
(P<0,01) terhadap organoleptik warna. Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan F3
iv
sebesar 3,475% dan terendah pada perlakuan F1 2,838%. Lama waktu
pemangganagn memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap
organoleptik warna. Hubungan interaksi formulasi flakes bekatul dengan lama
waktu pemanggangan memberikan penagaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap organoleptik warna.
Formulasi flakes bekatul meberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap organoleptik rasa, nilai tertinggi terdapat pada perlakuan F4 sebesar
3,500% dan terendah pada F1 sebesar 2,888%. Lama waktu pemanggangan
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap organoleptik rasa.
Hubungan interaksi formulasi flakes bekatul dengan lama waktu pemanggangan
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap organoleptik rasa.
Formulasi flakes bekatul memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap organoleptik aroma. Lama waktu pemanggangan memberikan pengaruh
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap organoleptik aroma. Hubungan interaksi
formulasi flakes bekatul dengan lama waktu pemanggangan memberikan
pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap organoleptik aroma
Formulasi flakes bekatul meberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap
(P<0,01) organoleptik tekstur, nilai tertinngi terdapat pada perlakuan F4 sebesar
4,350% dan terendah F1 sebesar 2,288%. Lama waktu pemanggangan
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap organoleptik
tekstur dengan nilai tertinngi 3,588% pada perlakuan W4 dan terendah 2,6885
pada perlakuan W1. Hubungan interaksi formulasi flakes bekatul dan lama waktu
pemanggangan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
v
organoleptik tekstur, nilai tertingi terdapat pada perlakuan F4W4 sebesar 5,105 dan
terendah pada perlakuan F1W1 sebesar 1,90%.