Abstract:
Penelitian ini bersifat eksperimen laboraturium untuk menghasilkan
material baru kemudian dilakukan penentuan banyaknya anhidrat maleat yang
tercangkok (Derajat Pencangkokan) pada karet alam siklis Penambahan Anhidrat
Maleat (M) dengan variasi M0 = 0 phr M1 = 2 phr, M2 = 4 phr, M3 = 8 phr, M4 = 16
phr dan Penambahan Divinilbenzen dengan variasi P1 = 0,5 gr, P2 = 1 gr, P3 = 2
gr. Sifat thermal karet alam siklis tercangkok AM ditentukan dengan metode
Thermogravimetri. Hasil analisa dengan metode Thermogravimetri memberikan
kesimpulan sebagai berikut.
Karet Alam Siklis yang sudah mengalami reaksi pencangkokan dengan
penambahan konsentrasi anhidrat maleat sebanyak (2 Phr, 4 Phr, 8 Phr dan 16
Phr) di dalam pencampur internal memiliki sifat thermal yang hampir sama, ada
perubahan sifat thermal dengan adanya reaksi pencangkokan di dalam pencampur
internal berdasarkan karakteristik Thermogravimetri. Hal ini dapat dilihat pada
suhu diatas 500an ditemukan sampel sisa (signal value) 7,8 % sampai 9,4 %.
Konsentrasi Anhidrat Maleat yang berbeda memberikan pengaruh terhadap sifat
thermal Karet Alam Siklis bila dilihat dari garis kurva thermogravimetri dan
besaran perubahan kadar sampel seperti juga dapat dilihat dalam Gambar 17.
ii
Karet Alam Siklis tercangkok Anhidrat Maleat 16 Phr dengan
penambahan divinilbenzen sebanyak (0,5 gram, 1 gram dan 2 gram) memiliki
sifat thermal yang hampir sama, ada terjadi perubahan sifat thermal dengan
adanya penambahan divinilbenzen di dalam pencampur internal. Konsentrasi
divinilbenzen yang berbeda memberikan pengaruh terhadap sifat thermal Karet
Alam Siklis berdasarkan karakteristik Thermogravimetri. Hal ini dapat dilihat
pada suhu diatas 500an ditemukan sampel sisa (signal value) 9,8 % sampai
dengan 17,8 %. Konsentrasi Divinilbenzen yang berbeda memberikan pengaruh
terhadap sifat thermal Karet Alam Siklis bila dilihat dari garis kurva
thermogravimetri dan besaran perubahan kadar sampel seperti juga dapat dilihat
dalam Gambar 21.