Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengaruh substitusi tepung
terigu dan tepung suweg terbaik dari segi nilai gizi dan mutu roti manis, untuk
mempelajari pembuatan roti manis dengan tepung terigu dan tepung suweg, untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi CMC dalam pembuatan roti manis.
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan dua faktorial. Faktor I merupakan perbandingan tepung terigu dan tepung
suweg (T) terdiri dari 5 taraf yaitu T0 = 100 : 0, T1 = 180 : 20, T2 = 160 : 30, T3 =
140 : 60, T4 = 120 : 80. Faktor II ialah konsentrasi CMC (C) terdiri dari 3 taraf, C1
= 0,37, C2 = 0,75, C3 = 1,12. Uji parameter pengamatan yang dilakukan adalah uji
organoleptik warna, uji organoleptik tekstur, uji organoleptik aroma, uji
organoleptik rasa, volume pengembangan, kadar air, kadar abu, kadar lemak,
kadar serat, dan kadar protein.
Hasil analisa secara statistik pada masing-masing parametermemberikan
kesimpulan sebagai berikut :
Uji Organoleptik
Perbandingan tepung terigu dan tepung suweg memberikan pengaruh yang
berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap uji organoleptik warna dan tekstur tetapi
memberikan pengaruh berbeda nyata (p<0,05) pada aroma dan rasa. Warna pada
roti manis yang tertinggi terdapat pada perlakuan T0 dengan nilai 2,92 dan yang
iii
terendah pada perlakuan T4 dengan nilai 1,78. Sedangkan organoleptik terkstur
memiliki nilai tertinggi pada perlakuan T0 dengan nilai 3,35 dan nilai terendah
pada perlakuan T4 dengan nilai 2,17.
Konsentrasi CMC memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (tn) pada
organoleptik aroma dan rasa, tetapi memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
(p<0,01) terhadap organoleptik warna dan tekstur. Warna pada roti manis
memiliki nilai tertinggi pada perlakuan C1 dengan nilai 2,28 dan nilai terendah
pada perlakuan C3 dengan nilai 2,11. Sedangkan tekstur ilai tertinggi pada
perlakuan C3 dengan nilai 2,65 dan nilai terendah pada perlakuan C1 dengan nilai
2,55.
Volume Pengembangan Adonan
Pengaruh perbandingan tepung terigu dan tepung suweg memberikan
pengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap volume pengembangan adonan. Volume
pengembangan adonan tertinggi pada perlakuan T0 dengan nilai 1,37. Sedangkan
nilai terendah pada perlakuan T4 dengan nilai 0,75.
Pengaruh konsentrasi CMC memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
(p<0,01) terhadap volume pengembangan adonan. Dengan nilai tertinggi pada
perlakuan C1 yaitu 1,19, sedangkan nilai terendah pada perlakuan C3 yaitu 1,04.
Interaksi pada pengaruh perbandingan tepung terigu dan tepung suweg
dengan konsentrasi CMC memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p<0,01).
Nilai tertinggi pada perlakuan T0C1 yaitu 1,54. Sedangkan nilai terendah pada
perlakuan T4C3 yaitu 0,48.
iv
Kadar Air
Pengaruh perbandingan tepung terigu dan tepung suweg memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadaap parameter kadar air. Kadar air
tertinggi terdapat pada perlakuan T0 dengan nilai 18,23%, sedangkan nilai
terendah pada perlakuan T4 dengan nilai 14,11%.
Pengaruh konsentrasi CMC memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
(p<0,01) terhadap parameter kadar air. Dengan nilai tertinggi pada perlakuan C3
dengan nilai 16,41%, sedangkan nilai terendah pada perlakuan C1 dengan nilai
16,13%.
Pengaruh perbandingan tepung terigu dan tepung suweg dengan
konsentrasi CMC berpengaruh tidak nyata (tn) terhadap kadar air.
Kadar Abu
Pengaruh perbandingan tepung terigu dan tepung suweg memberikan
pengaruh berbeda nyata (p<0,05) terhadap parameter kadar abu. Kadar abu
tertinggi terdapat pada perlakuan T4 dengan nilai 2,31 % dan nilai terendah pada
perlakuan T1 dengan nilai 1,45%.
Pengaruh konsentrasi CMC memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (tn)
terhadap kadar abu.
Interaksi terhadap tepung terigu dan tepung suweg berbeda tidak nyata (tn)
terhadap kadar abu.
Kadar Lemak
Pengaruh perbandingan tepung terigu dan tepung suweg memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar lemak. Nilai tertinggi
pada perlakuan T4 yaitu 2,87%, sedangkan nilai terendah pada perlakuan 2,43%.
v
Pengaruh konsentrasi CMC memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
(p<0,01) terhadap kadar abu. Dengan nilai tertinggi pada perlakuan C1 yaitu
2,68%, sedangkan nilai terendah pada perlakuan C3 dengan nilai 2,61%.
Interaksi pada perbandingan tepung terigu dan tepung suweg dengan
konsentrasi CMC memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p<0,01). Dengan
nilai tertinggi pada perlakuan T4C3 dengan nilai 2,91%, sedangkan nilai terendah
pada perlakuan T0C3 dengan nilai 2,24%.
Kadar Protein
Pengaruh tepung terigu dan tepung suweg memberikan pengaruh berbeda
sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar protein. Dengan nilai tertinggi pada
perlakuan T4 dengan nilai 5,71%, sedangkan nilai terendah pada perlakuan T0
dengan nilai 2,54%.
Pengaruh konsentrasi CMC terhadap kadar protein memberikan pengaruh
berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar protein. Dengan nilai tertinggi pada
perlakuan C3 dengan nilai 3,97%, dan nilai terendah pada perlakuan C1 dengan
nilai 3,80%.
Interaksi terhadap perbandingan tepung terigu dan tepung suweg dengan
konsentrasi CMC terhadap kadar protein memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (p<0,01). Dengan nilai tertinggi pada perlakuan T4C2 dengan nilai 6,32%.
Sedangkan nilai terendah pada perlakuan T0C1 dengan nilai 2,27%.
Kadar Serat Kasar
Pengaruh tepung terigu dan tepung suweg memberikan pengaruh berbeda
sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar serat kasar. Dengan nilai tertinggi pada
vi
perlakuan T4 dengan nilai 2,87%, sedangkan nilai terendah pada perlakuan T0
dengan nilai 0,51%.
Pengaruh konsentrasi CMC terhadap kadar serat kasar memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar serat kasar. Dengan nilai
tertinggi pada perlakuan C3 dengan nilai 1,66%, dan nilai terendah pada perlakuan
C1 dengan nilai 1,63%.
Interaksi terhadap perbandingan tepung terigu dan tepung suweg dengan
konsentrasi CMC terhadap kadar serat kasar memberikan pengaruh berbeda
sangat nyata (p<0,01). Dengan nilai tertinggi pada perlakuan T4C2 dengan nilai
2,93%. Sedangkan nilai terendah pada perlakuan T0C3 dengan nilai 0,43%.