Abstract:
Penelitian ini bertujuan untukmelihat seberapa besar pendapatan petani gula merah di Kelurahan Bajamas Kecamatan Sirandorung dan untuk menentukan apakah usaha gula merah di Kelurahan Bajamas Kecamatan Sirandorung layak untuk dikembangkan.
Penelitian ini menggunakan metode analisis pendapatan. Analisis pendapatan digunakan untuk mengetahui besarnya penerimaan yang diperoleh dan besarnya keuntungan yang diperoleh, perhitungan pengeluaran, perhitungan keuntungandan analisis Break Even Point (BEP), analisis R/C Ratio dan analisis B/C. Break Event Point (BEP) merupakan titik impas dalam suatu usaha. Dari nilai BEP dapat diketahui pada tingkat produksi dan harga berapa suatu usaha tidak mendapatkan keuntungan dan kerugian. Ada dua jenis perhitungan BEP, yaitu BEP volume produksi dan BEP harga produksi
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa :Biaya total rata-rata usaha gula merah dari nira kelapa di Kelurahan Bajamas adalah sebesar Rp. 2.995.165,892. Penerimaan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp. 4.479.020,27 per bulan sehingga pendapatan yang diperoleh pengrajin gula merah dari nira kelapa sebesar Rp. 1.483.854,377 per bulan dan usaha gula merah dari Nira Kelapa di Kelurahan Bajamas untuk mencapai titik impas minimal harus menjual gula merahnya sebanyak 269,63 Kg dan menjual gula merahnya dengan harga Rp. 7.395,47. Usaha gula merah dari nira kelapa di Kelurahan Bajamas dilihat dari R/C usaha ini layak karena nilai R/C lebih besar dari satu, yakni sebesar 1,49. Namun dilihat dari B/C usaha ini tidak layak diusahakan secara ekonomis, karena B/C yang diperoleh sebesar 0,49 artinya lebih kecil dari satu. Jadi, usaha gula merah layak diusahakan namun memberikan keuntungan yang sedikit bagi pengrajin gula merah dari nira kelapa.