Abstract:
PT Pertamina Region I yang merupakan salah satu perusahaan pensuplai bahan
bakar terbesar di Indonesia akhir-akhir ini mendapatkan sebuah ujian besar dalam
mempertahankan eksistensinya di hadapan seluruh masyarakat kota Medan. Sejak
tiga bulan terakhir ini masyarakat kota Medan merasakan kelangkaan gas elpiji
bersubisi 3 kilogram. Hal ini tentu mendapat banyak keluh kesah dari masyarakat
kota Medan, karena hal ini merupakan kebutuhan yang pokok bagi manusia dalam
mempertahankan hidupnya untuk masyarakat kurang mampu sehingga permintaan
akan gas elpiji terus bertambah. Akibat dari kelangkaan elpiji ini kebanyakan
masyarakat kurang mampu tidak mendapatkan jatah untuk membeli gas bersubsidi
tersebut demi memenuhi kebutuhan pangannya. Seperti yang diungkapkan warga
Johor, Adul, gas elpiji 3 kg harganya sudah mencapai Rp 25 ribu. Kebenarannya,
pemerintah berencana menerapkan kebijakan subsidi tepat sasaran untuk gas elpiji
3 kilogram. Hal ini berdampak pada kelangkaan Gas elpiji tiga kilogram di pasaran.
Hal ini dilakukan Pertamina sebagai upaya untuk mengalihkan gas tiga kilogram ke
Bright Gas 5,5 kilogram bagi masyarakat mampu dan kedepannya masyarakat
mampu, tidak lagi diperbolehkan untuk menggunakan gas bersubsidi. Sebelumnya,
pemerintah telah membuat system distribusi terbuka untuk gas elpiji tiga kilogram.
Sehingga berdampak pada siapa saja yang boleh membeli gas tersebut. Akibatnya
gas elpiji tiga kilogram juga dikonsumsi oleh orang-orang mampu. Adapun yang
menjadi tujuan penelitian ini yaitu “Bagaimana peran public relations dalam
manajemen krisis pada PT Pertamina Region I Sumabgut terhadap kelangkaan gas
elpiji 3 kg”. Jenis penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah deskriptif
kualitatif. Alasan peneliti memilih metode penelitian tersebut karena adanya
peristiwa yang akan menerapkan peran humas dan manajemen krisis PT Pertamina
dalam mengatasi krisis yang terjadi di dalam lembaga. Sedangkan pendekatan
kualitatif digunakan dengan alasan bahwa bagian penilitian yang ingin diungkapkan
lebih bersifat kualitatif agar data yang diperoleh lebih mendalam sehingga dapat
memahami permasalahan yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran
Humas (pubic relation) dalam menangani krisis gas elpiji bersubsidi 3 kg adalah
dengan mensosialisasikan kepada masyarakat mampu agar tidak membeli gas elpiji
3 kg tersebut, kemudian memberikan informasi secara cepat kepada masyarakat
seputar hal terkait gas elpiji bersubsidi, menjadi jembatan komunikasi antara PT
Pertamina kepada penyalur (distributor) dan masyarakat serta memberikan solusi
jangka pendek dan jangka panjang terhadap krisis gas epliji bersubsidi serta
melakukan penyelidikan melalui tim managemen krisis penyebab terjadinya krisis
tersebut