Abstract:
Analisa kebutuhan angkutan taksi di Bandara Kualanamu dilakukan pada trayek
Kualanamu – Medan. Kebutuhan jumlah armada optimal dapat dihitung berdasarkan
metode Break Even Point (BEP), dengan meninjau prinsip keseimbangan antara
pendapatan operator dan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dengan metode DLLAJ.
Pendapatan operator itu sendiri berdasarkan tarif dengan menghitung Load Factor.
Komponen yang akan dihitung untuk mengetahui biaya operasi kendaraan dengan metode
DLLAJ adalah biaya langsung dan biaya tak langsung.
Hasil analisa menunjukkan bahwa rata–rata jumlah penumpang/hari sebanyak 130
penumpang dengan nilai Load Factor sebesar 34%. Pendapatan rata–rata yang diperoleh
per tahun adalah Rp. 109.500.000,- dan biaya operasi kendaraan rata–rata pertahun adalah
Rp. 132.130.000,-. Dengan demikian pengalokasian 380 unit kendaraan belum memenuhi
kondisi keseimbangan bagi usaha operator, dikarenakan selisih antara
pendapatan/kend/thn dengan biaya operasi kendaraan bernilai negatif. Kebutuhan jumlah
armada pada bandara Kualanamu berdasarkan tarif yang ditentukan oleh pemerintah
adalah sebanyak 380 unit kendaraan, sedangkan kebutuhan jumlah armada berdasarkan
tarif yang berlaku dilapangan sebanyak 315 unit kendaraan.