Abstract:
Kekuatan dalam pengakuan pendapatan akan sangat berpengaruh pada besarnya
pendapatan yang disajikan dalam laporan keuangan yang berpengaruh terhadap
jumlah laba yang diperoleh pada periode tersebut. Dalam mengakui pendapatan
PT. Mitsal Luhur menggunakan metode persentase penyelesaian dengan
pendekatan fisik untuk proyek jangka panjang. Hal ini tidak sesuai dengan PSAK
No.34 yang menyebabkan perbedaan sudut pandang dalam menentukan laba
perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan perusahaan
menerapkan pendekatan tersebut dan menganalisis bagaimana penerapan metode
persentase penyelesaian dalam pengakuan pendapatan konstruksi yang diterapkan
oleh PT. Mitsal Luhur Indonesia dan menganalisis metode mana yang paling tepat
digunakan oleh perusahaan konstruksi untuk proyek jangka panjang khususnya
perhitungan pendapatan konstruksi. Dalam penulisan penelitian ini, penulis
menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif. Jenis data yang digunakan
yaitu data kuatitatif dan kualitatif sedangkan sumber data yang digunakan yaitu
data primer yaitu hasil wawancara dari pihak perusahaan mengenai pengakuan
pendapatan dan data sekunder berupa data proyek PT. Mitsal Luhur Indonesia
khususnya proyek Installation For Equipment TOH Intec. Teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu teknik wawancara dan dokumentasi, yang dimana akan
dianalisis dengan membandingkan metode yang diterapkan perusahaan dengan
metode pengakuan pendapatan pendekatan biaya atau cost-to-cost. Dari hasil
penelitian yang dilakukan, hasil pendapatan dan laba yang diakui dengan
pendekatan fisik cenderung lebih tinggi (overstatement) dibandingkan dengan
pendekatan cost-to-cost, hal ini karena pendekatan fisik hanya berdasarkan
estimasi kemajuan fisik saja tanpa memperhitungkan biaya-biaya yang telah
dikeluarkan dalam penyelesaian proyek. Jadi pendekatan cost-to-cost lebih
menyajikan pendapatan dan laba lebih wajar karena dihitung berdasarkan biaya
yang dikeluarkan sehingga dapat mencerminkan kinerja perusahaan yang
sebenarnya dan sesuai dengan the matching principle dan prinsip konservatisme
dalam penyajian laporan keuangan