Abstract:
Putri Aidha “Studi Pembuatan Velva Tepung Biji Nangka (Artocarpus
heterophyllus L.)”. Dibimbing oleh Ibu Dr. Ir. Herla Rusmarilin, M.P selaku ketua
komisi pembimbing dan selaku anggota komisi pembimbing ibu Masyhura MD,
S.P., M.Si.
Velva merupakan campuran dari bubur buah (pure), gula dan bahan
penstabil. Produk sejenis es krim yang terbuat dari pure buah, gula, stabilizer
dengan atau tanpa penambahan asam, pewarna, flavor atau air dan dibekukan
hingga konsistensinya menyerupai es krim dan diklasifikasikan ke dalam
golongan fruitices yang membedakan hanyalah tekstur dan komposisinya saja.
Secara tekstur velva sedikit lebih kasar dari pada es krim yang lembut sedangkan
untuk komposisinya, velva lebih dominan berisi buah-buahan dari pada susu.
Bahan-bahan velva yang kemudian dibekukan dalam alat pembeku atau mesin
pembeku es krim untuk memperoleh tekstur yang halus. Bahan-bahan pembuat
velva umumnya dari segala macam jenis buah (Musaddad dan Hartuti, 2002).
Velva juga cocok dikonsumsi oleh golongan vegetarian maupun orang-orang yang
sedang diet rendah lemak sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan. Proses
pembuatan velva menggunakan teknologi yang sederhana sehingga harganya
relative terjangkau dibandingkan dengan produk-produk sejenis (Mutiara, 2000).
Kelebihan velva dari es krim adalah kandungan lemaknya yang rendah
karena tidak menggunakan lemak tambahan, mengandung vitamin C dan serat
yang berasal dari buah. Perbedaan bahan baku juga akam mempengaruhi terhadap
produk akhir dimana velva memiliki tekstur yang kurang lembut dibandingkan
dengan es krim (Desi Sakarwulan, dkk., 2014).
Metode penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL)
factorial yang terdiri dari dua faktor dengan dua kali ulangan. Faktor I adalah
perbandingan tepung biji nangka fermentasi dan pure nangka (T) terdiri dari 4
taraf yaitu T1 = 75 : 25, T2 = 80 : 20, T3 = 85 : 15, T4 = 90 : 10 gr, Faktor II :
konsentrasi CMC (C) yang terdiri dari 4 taraf yaitu C1 = 0.75 %, C2 = 2.25 %, C3
= 1.5 %, C4 = 3 %. Parameter yang diamati adalah kadar pati, total padatan
terlarut, kadar abu, total gula, daya leleh, organoleptik rasa, organoleptik warna
dan organoleptik tekstur. Hasil analisa secara statistik pada masing-masing
parameter memberikan kesimpulan sebagai berikut.
Kadar Pati
Dari daftar sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa penambahan
tepung biji nangka fermentasi pada velva memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (p> 0,01) terhadap parameter kadar pati. Nilai tertinggi terdapat pada
perlakuan T4 = 37,21 dan nilai terendah terdapat pada perlakuan T1 = 32,99. Pada
penambahan konsentrasi CMC memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
(p>0,01) terhadap parameter kadar pati. Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan C4 = 35,58 dan nilai terendah terdapat pada perlakuan C1 = 34,60. Interaksi perlakuan
memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (p<0,05) terhadap kadar pati
TSS (Total Soluble Solid)
Dari daftar sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa penambahan
tepung biji nangka fermentasi pada velva memberikan pengaruh berbeda tidak
nyata (p<0,05) terhadap parameter TSS. Pada penambahan konsentrasi CMC
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (p<0,05) terhadap parameter TSS.
Interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (p<0,05)
terhadap TSS.
Kadar Abu
Dari daftar sidik ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa penambahan
tepung biji nangka fermentasi pada velva memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata (p>0,01) terhadap kadar abu. Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan T4 =
6,04 dan nilai terendah terdapat pada perlakuan T1 = 4,63. Pada penambahan
konsentrasi CMC memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (p<0,05) terhadap
parameter kadar abu. Interaksi perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda
tidak nyata (p<0,05) terhadap kadar abu.
Daya leleh
Dari daftar sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa penambahan
tepung biji nangka fermentasi pada velva memberikan pengaruh yang berbeda
sangat nyata (p>0,01) terhadap daya leleh. Nila tertinggi dapat dilihat pada
perlakuan T4 = 18,10 menit dan nilai terendah terdapat pada perlakuan T1 = 16, 44
menit. Pada penambahan konsentrasi CMC memberikan pengaruh berbeda nyata
(p>0,05) terhadap daya leleh. Nilai tertinggi dapat dilihat pada perlakuan C4 =
17,73 menit dan nilai terendah terdapat pada perlakuan C1 = 16,90 menit.
Interaksi perlakuan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (p>0,01) terhadap
daya leleh.
Organoleptik Rasa
Dari daftar sidik ragam (Lampiran 5) dapat dilihat bahwa penambahan
tepung biji nangka fermentasi pada velva memberikan pengaruh yang berbeda
sangat nyata (p>0,01) terhadap organoleptik rasa. Nilai tertinggi dapat dilihat pada
perlakuan T1 = 32,00 dan nilai terendah terdapat pada prlakuan T4 = 28,38. Pada
penambahan konsentrasi CMC memberikan pengaruh berbeda sangat nyata
(p>0,01) terhadap organoleptik rasa. Nilai tertinggi dapat dilihat pada perlakuan
C1 = 31,63 dan nilai terendah terdapat pada perlakuan C4 = 28,63. Interaksi
perlakuan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (p<0,05) terhadap
organoleptik rasa.
Organoleptik Warna
Dari daftar sidik ragam (Lampiran 6) dapat dilihat bahwa penambahan
tepung biji nangka fermentasi pada velva memberikan pengaruh yang berbeda
sangat nyata (p>0,01) terhadap organoleptik warna. Nila tertinggi dapat dilihat
pada perlakuan T1 = 31,75 dan nilai terendah terdapat pada perlakuan T4 = 28,63.
Pada penambahan konsentrasi CMC memberikan pengaruh berbeda tidak nyata
(p<0,05) terhadap organoleptik warna. Interaksi perlakuan memberikan pengaruh
berbeda tidak nyata (p<0,05) terhadap organoleptik warna.
Organoleptik Tekstur
Dari daftar sidik ragam (Lampiran 7) dapat dilihat bahwa penambahan
tepung biji nangka fermentasi pada velva memberikan pengaruh yang berbeda
sangat nyata (p>0,01) terhadap organoleptik tekstur. Nila tertinggi dapat dilihat
pada perlakuan T4 = 32,00 dan nilai terendah terdapat pada perlakuan T1 = 30,25.
Pada penambahan konsentrasi CMC memberikan pengaruh berbeda nyata
(p>0,05) terhadap organoleptik tekstur. Nilai tertinggi dapat dilihat pada
perlakuan C4 = 31,75 dan nilai terendah terdapat pada perlakuan C1 = 28,63.
Interaksi perlakuan memberikan pengaruh berbeda nyata (p<0.05) terhadap
organoleptik tekstur.