Abstract:
Film merupakan media komunikasi audio visual yang banyak diminati dizaman
sekarang, sehingga memiliki potensi untuk mempengaruhi para penontonnya. cara
untuk menyampaikan pesan-pesan kritis tentang isu-isu yang relevan dalam
masyarakat. Film yang dibuat dari kritik sosial memiliki potensi besar untuk
menciptakan perubahan sosial. Mereka tidak hanya menghibur, tetapi juga dapat
mengedukasi dan membangkitkan kesadaran tentang isu-isu yang sering kali
terabaikan atau diperdebatkan dalam masyarakat. Melalui kekuatan naratif dan
visualnya, film dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam mempengaruhi opini
publik dan mendorong tindakan untuk perbaikan sosial. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui representasi kritik sosial dalam film Istirahatlah Kata-Kata
Karya Yosep Anggi dan Film Negeri Tanpa Telinga menggunakan teori analisis
Ferdinand De Saussure dengan membedakan antara yang disebut penanda
(signifier) dan petanda (signified). Melalui metode deskriptif kualitatif dengan
teknik pengumpulan data dokumentasi, yaitu mengambil cuplikan layar adegan
film yang mempresentasikan unsur kritik sosial. Hasil penelitian ini terdapat
bentuk kritik sosial seperti kritik sosial moral, kritik sosial politik, dan kritik sosial
ekonomi. Berdasarkan hasil dari representasi unsur kritik sosial yang terdapat
pada film akan menyampaikan sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh sang
sutradara dalam mengangkat isu-isu dalam film.