Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/handle/123456789/26974
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.author | HERNANDA, SESY LIA | - |
dc.date.accessioned | 2025-05-02T05:57:50Z | - |
dc.date.available | 2025-05-02T05:57:50Z | - |
dc.date.issued | 2025-04-17 | - |
dc.identifier.uri | https://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/26974 | - |
dc.description.abstract | Force majeure atau yang sering diterjemahkan sebagai keadaan memaksa merupakan keadaan dimana seorang debitur terhalang untuk melaksanakan prestasinya karena keadaan atau peristiwa yang tidak terduga pada saat dibuatnya kontrak. Keadaan atau peristiwa tersebut tidak dapat dipertanggung jawabkan kepada debitur, sehinnga si debitur tersebut tidak dalam keadaan beritikad buruk. Selanjutnya dalam pasal 1245 KUHPerdata yang berbunyi: “tidak ada penggantian, biaya, kerugian dan bunga bila karena keadaan memaksa atau karena hal yang terjadi secara kebetulan, debitur terhalang untuk memberikan atau berbuat sesuatu yang diwajibkan, atau melakukan sesuatu perbuatan yang terlarang olehnya”. Dengan demikian penulis tertarik untuk meninjau lebih lanjut tentang keadaan seperti apa sehingga suatu keadaan dapat dikatakan keadaan force majeure dan pihak mana yang memikul kerugian akibat keadaan tersebut. Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian hukum normatif. Metode penelitian hukum normatif ini metode penelitian yang berfokus pada kajian terhadap norma-norma atau kaidah-kaidah hukum yang berlaku. Metode ini sering digunakan dalam penelitian di bidang ilmu hukum atau ilmu-ilmu lain yang terkait dengan norma-norma atau kaidah-kaidah tertentu. Hasil penelitian ini bahwa Force Majeure dalam Perjanjian Kredit harus memenuhi unsur klausul Force Majeure dalam perjanjian tersebut. Apakah bentuk Force Majeure dapat dikatakan sebagai bencana alam sehingga dapat dilakukan penundaan pembayaran, dan hal ini dilakukan sebelum perjanjian atau kesepakatan kedua belah pihak tersebut. Apabila penundaan pembayaran yang dilakukan pihak debitur bukan dikarenakan force majeure tetapi dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya maka dapat dilakukan eksekusi jaminan hak tanggungan | en_US |
dc.publisher | umsu | en_US |
dc.subject | Force Majeure | en_US |
dc.subject | Perjanjian Kredit | en_US |
dc.subject | Hak Tanggungan | en_US |
dc.title | AKIBAT HUKUM FORCE MAJEURE TERHADAP PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
Appears in Collections: | Legal Studies |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
SKRIPSI SESY LIA (2106200143).pdf | Full Text | 4.58 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.