Abstract:
Gedung bertingkat sangat rentan terhadap gaya lateral yang terjadi akibat gempa
bumi. Gaya lateral ini dapat menyebabkan deformasi struktur yang mengakibatkan
keruntuhan gedung. Perancangan struktur khusus dalam pemikulan gaya lateral
diperlukan, salah satu solusi yang dapat digunakan adalah sistem lateral bresing
yang berguna untuk meningkatkan kekuatan dan kestabilan gedung tersebut. Pada
umumnya penempatan sistem lateral bresing pada perancangan gedung bertingkat
dilakukan dengan trial-and-error dan berdasarkan pengalaman sebelumnya. Hal ini
tidak efektif jika dilakukan pada perancangan gedung tinggi dengan sistem lateral
bresing yang cukup banyak. Perlu penelitian lebih lanjut suatu metode yang dapat
menentukan konfigurasi sistem lateral bresing yang optimal, salah satu solusinya
adalah optimasi topologi. Dalam tugas akhir ini akan menerapkan optimasi topologi
kontinum untuk mendapatkan sistem lateral bresing yang optimal pada gedung
struktur baja 10 lantai dengan membatasi perpindahan lateral maksimum antar
lantai melalui program analisis struktur dan juga dibandingkan dengan sistem
lateral bresing konvensional. Hasil optimasi topologi pada tugas akhir ini
mendapatkan hasil yang lebih optimal dibandingkan dengan sistem lateral bresing
konvensional. Perbandingan sistem lateral bresing konvensional dengan sistem
lateral bresing hasil optimasi topologi pada model 1 arah-x panjang total bresing
5,17 kali lebih panjang dan kekakuannya 2,21 lebih besar dan pada arah-y panjang
total bresing 4,12 kali lebih panjang dan kekakuannya 1,96 kali lebih besar. Pada
model 2 arah-x panjang total bresing 1,72 kali lebih panjang dan kekakuannya 0,41
kali lebih kecil dan pada arah-y panjang total bresing 1,37 kali lebih panjang dan
kekakuannya 0,26 kali lebih kecil.