Abstract:
Anak pinggiran sungai cenderung disebut anak pinggiran kota yang tertinggal
karena tidak mendapatkan akses pendidikan yang biasanya dipicu oleh faktor
ekonomi keluarga. Hal ini membuat kebanyakan dari mereka tidak mendapatkan
jaminan masa depan dari pemerintah yang membuat mereka ketertinggalan.
Dalam mewujudkan hak anak, untuk mengatasi permasalahan penelantaran anak
dan diperlukan suatu lembaga yang menggantikan tugas orang tua yang
mempunyai peran dan status yang sama melalui lembaga pemerintah dan swasta
seperti SASUDE. Sanggar Anak Sungai Deli atau sering kali disebut dengan
SASUDE merupakan lembaga swadaya masyarakat yang bertujuan untuk
menghimpun dan mengembangkan anak-anak bantaran sungai mulai dari Taman
Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peran SASUDE dalam meningkatkan seni dan bakat anak pinggiran
Sungai Deli. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskripsi yang
menggunakan teknik pengumpulan data dari observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hasil penelitian SASUDE telah berhasil menyediakan program
peningkatan seni dan bakat bagi anak-anak pinggiran Sungai Deli dengan
menyediakan fasilitas dan perlengkapan yang nyaman. SASUDE berperan sebagai
wadah yang menaungi anak pinggiran sungai deli dengan memberikan pendidikan
non formal. SASUDE di bantu oleh relawan sebagai pengajar seni dan
meningkatkan bakat. Fasilitas yang di sedikan SASUDE berupa, tempat belajar,
pentas seni, alat belajar dan toilet serta warung kopi (caffe) sebagai usaha milik
SASUDE. Ketrampilan seni yang di ajarkan kepada anak yaitu seni rupa, musik,
teater, tari dan musik yang terus dilatih sehingga menjadi minat bakat anak.