Abstract:
penelitian ini bertujuan
untuk (1) menganalisis tingkat daya saing karet alam ekspor di pasar dunia, (2)
mengetahui perkembangan dan implementasi kebijakan karet alam Indonesia di
pasar internasional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei -Oktober 2023.
Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif yang dilakukan dengan menggunakan
data sekunder yang diperoleh melalui Kementerian Perindustrian (KEMENPRIN),
Kementerian Perdagangan (KEMENDAG), Food and Agriculture Organization
(FAO), United Nation Commodity Comtrade (UN Comtrade) yang diakses melalui
jaringan internet. Sumber informasi lainnya juga di peroleh dari literatur, baik
laporan hasil penelitian atau jurnal, buku dan artikel. Data cross section pada
penelitian ini terdiri dari lima negara yaitu China, Japan, Spanyol, Turki, dan Italy.
Data time series yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama 5 tahun, yaitu
dari tahun 2017- 2021. Metode yang digunkan untuk menganalisis daya saing karet
alam Indonesia yaitu Herfindah- Hirschman Index (HHI), Revealed Comparative
Advantage (RCA), dan Indeks Spesialiasi Perdagangan (ISP), dan Export Product
Dynamis (EPD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karet alam Indonesia di lima
pasar negara tujuan menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan
komparatif di lima negara tujuan dikarenakan nilai RCA diatas 1. Hasil perhitungan
EPD menunjukkan posisi pasar Karet Alam Indonesia di pangsa pasar China,
Spanyol, Turki, dan Italy berada di posisi Lost Opportunity yang artinya karet alam
Indonesia memiliki keunggulan kompetitif, akan tetapi posisi ini terjadi penurunan
pangsa pasar. Dan Posisi Rising Star hanya terjadi di pangsa pasar Japan yang
artinya karet alam ekspor Indonesia sedang bertumbuh dengan cepat dan juga
menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai pangsa pasar yang berkembang untuk
komoditi karet alam di Japan. Hasil perhitungan dari Herfindahl-Hirschman Index
(HHI) karet alam Indonesia menunjukkan bahwa China, Japan, Spanyol, Turki, dan
Italy memiliki tingkat konsentrasi pasar dengan nilai rata-rata diatas 3.932,58.
Termasuk tingkat kosentrasi pasar yang tinggi cenderung mengarah kepada pasar
oligopoli. Hal ini sebanding dengan perhitungan dari CR4 bahwa China, Japan,
Spanyol, dan Turki menunjukkan nilai rata-rata 96,6% termasuk tingkat konsentrasi
pasar tinggi cenderung kepada pasar oligopoli mengarah monopoli. Dan juga dari
hasil perhitungan ISP (Indeks Spesialisasi Perdagangan) karet alam Indonesia di
lima pasar negara tujuan memiliki nilai rata-rata ISP 0,9996, yaitu berada pada
tahap kematangan yang menunjukkan Indonesia adalah negara eksportir terhadap
komoditas karet alam.