Abstract:
Pembelajaran daring menyebabkan anak remaja lebih lama terhubung
dengan internet, kondisi ini diyakini dapat menimbulkan dampak negatif kepada
anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pola Komunikasi Orang Tua
Dan Anak Remaja Dalam Mengatasi Dampak Negatif Internet Pada Masa
Pembelajaran Daring Di Kota Medan. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif melalui pendekatan studi kasus terhadap dua keluarga yang
memiliki anak remaja dengan pengalaman terpapar dampak negatif internet.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan, wawancara dan
dokumentasi. Informan yang ditetapkan sebagai subjek dirumuskan berdasarkan
kriteria spesifik dan memenuhi syarat pada penelitian ini. Keabsahan data
dilakukan melalui teknik triangulasi. Berdasarkan empat tipe komunikasi dalam
keluarga menurut Fitzpatrick, hasil penelitian ini menunjukkan terdapat dua pola
komunikasi keluarga, yaitu komunikasi keluarga konsensual dengan intensitas
komunikasi yang sering dan terbuka, dan komunikasi keluarga lasissez-faire
dengan intensitas komunikasi yang masih rendah sehingga anak cenderung
tertutup. Pada prosesnya, kedua keluarga cenderung menggunakan alur satu arah
dengan situasi yang dibangun secara berbeda. Proses komunikasi kedua keluarga
menggunakan teknik komunikasi agresif dan langsung. Namun, pada topik-topik
tertentu, keluarga konsensual menggunakan teknik asertif. Isi pesan yang
disampaikan oleh orang tua adalah tentang nilai, moral dan agama sebagai
pedoman remaja. Fungsi komunikasi keluarga sebagi pengawasan dipengaruhi
oleh pendidikan, sosial dan tingkat ekonomi orang tua dalam memiliki
kemampuan litersi digital sebagai pedoman remaja untuk bijak menggunakan
internet.