Abstract:
Inovasi-inovasi terus dikembangkan dalam perencanaan struktur gedung tinggi
untuk menahan beban lateral seperti beban gempa dan beban angin. Akan tetapi
semakin tinggi suatu gedung, maka akan semakin rentan terhadap beban lateral
yang terjadi, sehingga perlu perencanaan dan desain khusus dalam merencanakan
suatu struktur gedung sehingga simpangan dapat tereduksi. Ketika sistem rangka
pemikul momen sudah tidak efisien lagi pada perencanaan gedung tinggi, solusi
untuk masalah tersebut adalah penggunaan sistem ganda dan sistem pendukung
seperti sistem belt pada gedung. Sistem ganda dan sistem belt efektif dalam
mereduksi simpangan pada gedung tinggi. Pada Tugas Akhir ini direncanakan
beberapa model gedung sistem ganda dengan konfigurasi struktur yang sama.
Gedung memiliki 50 lantai dengan tinggi keseluruhan 175,5 m. Masing-masing
model dibedakan atas sistem belt, dimana Model 1 menggunakan belt truss profil
baja, Model 2 menggunakan belt truss beton bertulang, dan Model 3 menggunakan
belt wall beton bertulang. Metode analisis beban gempa yang digunakan dalam
Tugas Akhir ini adalah metode linear dinamik respon spektrum yang mengacu pada
SNI 1726:2019, beban angin mengacu pada SNI 1727:2020, serta perencanaan
sistem belt mengacu pada SNI 7860:2020 dan SNI 2847:2019. Dari hasil analisa
didapat perilaku struktur yang hampir sama, yaitu sistem belt dapat mereduksi
simpangan lateral. Jika dibandingkan dari Model 1 dalam mereduksi simpangan
lateral, Model 2 dapat mereduksi simpangan akibat gempa lebih besar 2,93 % dan
dapat mereduksi simpangan akibat angin lebih besar 5,41 % dari Model 1.
Sedangkan Model 3 dapat mereduksi simpangan akibat gempa lebih besar 6,29 %
dan dapat mereduksi simpangan akibat angin lebih besar 11,28 % dari Model 1.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa semakin kaku sistem belt yang
digunakan, maka semakin besar simpangan yang dapat tereduksi.