Abstract:
Ferosemen adalah struktur beton bertulang tipis yang digunakan dalam konstruksi teknik,
di mana semen terhidrolisis sering diperkuat oleh lapisan jaring berdiameter kecil/ ditulangi
dengan lapisan-lapisan jala yang bergaris tengah kecil yang menerus. Keunggulan
ferosemen adalah kesederhanaan konstruksi karena prosesnya mirip dengan bahan
bangunan pada umumnya (beton dan mortar), persediaannya mudah diakses, dan jumlah
bahan yang dibutuhkan relatif kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan
kekuatan lentur beton dengan metode ferosemen berbahan abu sekam padi.. Pada penelitian
ini menggunakan benda uji balok sebaga kuat lentur. Variasi ASP sebagai filler memiliki 3
variasi yaitu 10% ASP, 20% ASP, 30% ASP.
Hasil uji menunjukkan penggunaan ASP berpengaruh pada kekuatan beton. Penurunan kuat
lentur beton variasi 10% ASP sebesar 2,50 Mpa dengan persentase penurunan sebesar
13,61%, Penurunan kuat lentur beton variasi 20% ASP sebesar 2 Mpa dengan persentase
penurunan sebesar 30,61 %, Penurunan kuat lentur beton variasi 30% ASP sebesar 1,6 Mpa
dengan persentase penurunan sebesar 45,58 %, mengalami penurunan nilai kuat lentur dari
pada beton normal. Hasil penelitian ini bahwa terdapat perbedaan dan penurunan pada
kekuatan lentur beton dengan metode ferosemen berbahan abu sekam padi.