Abstract:
Tradisi upa-upa merupakan tradisi kebudayaan lokal suku Batak yang menjadi
media doa, rasa syukur, serta keberkatan pada kegiatan pernikahan, khitanan,
selametan dan penolak musibah.masyarakat suku Batak Simalungun di kelurahan
Dolok Parmonangan masih menjalankan tradisi upa-upa hingga saat ini. berawal
dari acara mandok hatta, sulang-sulang ayam niura, mangulosi kain, tabur beras.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari Makna Pesan Komunikasi Tradisi Upa-upa
Pada Masyarakat Batak Simalungun di Kelurahan Dolok Parmonangan. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan
dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian
data,dan penarikan kesimpulan. Informan pada penelitian ini berjumlah 4. Subjek
dalam penelitian ini adalah tokoh adat, tokoh masyarakat, dan masyarakat suku
bataksimalungun di kelurahan dolok parmonangan. hasil penelitian ini menunjuk
kan bahwa penyampaian pesan pada tradisi upa-upa menggunakan komunikasi
verbal yang dilakukan sebagai metode penyampaian pesan langsung, yang
berbentuk bahasa daerah batak simalungun dan bahasa nasional indonesia.
Komunikasi verbal menjadi peran utama pada setiap sesi tradisi upa-upa mulai dari
mandok hatta, sulang-sulang, mangulosi kain, ayam niura dan tabur beras.
Komunikasi nonverbal pada tradisi upa-upa berfungsi sebagai penyampaian
makna-makna dari setiap seimbol yang dihasilkan. Dalam tradisi upa-upa di
temukan konsep komunikasi antar budaya karena ada masyarakat suku lain seperti
suku Jawa yang ikut serta dalam Tradisi Upa-upa.