Research Repository

KOMUNIKASI KELUARGA PADA PERNIKAHAN BEDA SUKU DI DESA BANTAN KECAMATAN DOLOK MASIHUL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Show simple item record

dc.contributor.author SIAGIAN, MULYA
dc.date.accessioned 2023-09-01T03:27:13Z
dc.date.available 2023-09-01T03:27:13Z
dc.date.issued 2023-08-03
dc.identifier.uri http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/21283
dc.description.abstract Dengan menggunakan pendekatan deskriftif kualitatif, responden yang menjadi obyek penelitian, secara metodologis akan dipahami dan dideskripsikan perilaku komunikasi yang terjadi dalam keluarga pernikahan beda suku. Mendukung pendekatan interpretif, digunakan tradisi fenomenologi yang fokus pada pengalaman seseorang, termasuk pengalamannya dengan orang lain, sehingga teori komunikasi antarbudaya lebih dapat dipahami dengan mudah. Obyek penelitiannya adalah keluarga pernikahan beda suku dengan beragam variasi dan latar belakang. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan perbandingan dalam mencari dan mengungkap pengalaman setiap individu. Kemudian akan didapat temuan-temuan yang dapat menjadi sumbangan dalam tema komunikasi antarbudaya konteks perkawinan beda suku. Menghadapi persoalan komunikasi antarbudaya, dalam konteks perkawinan campuran, stereotip (pandangan) dapat mempengaruhi penilaian keluarga besar terhadap seseorang yang akan dijadikan pendamping hidup. Begitu kuatnya hubungan kekeluargaan dalam etnis Mandailing, sehingga pendapat keluarga selalu dijadikan pertimbangan untuk mengambil keputusan. Diperlukan komitmen luar biasa oleh pasangan kawin beda suku, sehingga segala bentuk miskomunikasi dapat lebih mudah teratasi. Termasuk ketika masing-masing pihak melakukan penyesuaian agar perkawinan dapat terjadi dan mendapat lampu hijau dari keluarga besar. Dari upaya ini kemudian dapat ditemukan kesamaan dari etnis Jawa dan etnis Mandailing. Persoalan kedua adalah latar belakang personal atau individu pelaku kawin beda suku. Mayoritas pasangan yang memutuskan melakukan kawin beda suku harus memiliki pola pikir terbuka terhadap budaya yang dibawa oleh pasangannya, termasuk kepercayaan, nilai dan norma. Jika kedua pihak tidak memiliki pola pikir terbuka, akan terjadi pemaksaan kehendak untuk mempraktikkan kepercayaan, nilai dan norma yang dianut oleh pasangannya, sehingga kemungkinan langgengnya sebuah perkawinan ibarat jauh panggangan dari api. Pada akhirnya nilai sosial dan nilai budaya keluarga kawin beda suku akan sangat tampak ketika masuk dalam konteks penyelesaian persoalan dan konflik. Setiap pasangan berusaha mengambil keputusan dalam pemecahan masalah tidak berlandaskan keputusan emosional pribadi berlatar budaya, melainkan keputusan rasional yang dapat digunakan sebagai jalan keluar. en_US
dc.subject Pola Kumunikasi Keluarga en_US
dc.subject Proses Komunikasi Keluarga dan Hambatan Komunikasi keluarga en_US
dc.title KOMUNIKASI KELUARGA PADA PERNIKAHAN BEDA SUKU DI DESA BANTAN KECAMATAN DOLOK MASIHUL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI en_US
dc.type Thesis en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Browse

My Account