Abstract:
Mahasiswa merupakan makhluk sosial juga yang membutuhkan
pertolongan orang lain. Mahasiswa selalu melalukan interaksi sosial
dengan lingkungan sekitarnya seperti teman sebaya, dosen atau orang lain
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hubungan tidak semuanya berjalan
dengan baik. Seperti halnya munculnya istilah Toxic Friendship dalam
hubungan pertemanan anak muda atau remaja zaman sekarang. Teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi interpersonal.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Data yang diperoleh
dalam penelitian ini menggunakan teknik penggumpulan data dari berbagai
macam sumber, yaitu, obsevarsi, wawancara, serta dokumentasi yang sudah
dituliskan dalam catatan lapangan dan kemudian di dokumentasikan secara
pribadi melalui gambar dan foto. Adapun tahapan dalam proses analisis data
yaitu penyeleksi data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Teknik Pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Teknik Purposive sampling. Yaitu Narasumber atau informan dalam penelitian
ini diperoleh lima mahasiwa Fakultas Sosial Sains jurusan Manajemen
Universitas Panca Budi angkatan 2020-2022. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa mahasiwa memiliki Perspektif yang sama terhadap terhadap Toxic
Friendship. Toxic Friendship adalah sebuah pertemanan yang persahabatan
yang merusak dan berbahaya, serta bersifat satu arah. Persahabatan semu
tidak ada saling berbagi, tidak ada kebersamaan, tidak ada kasih sayang
hanya membuat segala hal berakhir dengan buruk. Kemudian dampak yang
dialami dominan merasakan kemarahan. Respon yang timbul yaitu
beberapa mahasiswa memilih diam dan meninggalkan circle pertemanan
tersebut adapula memilih bertahan dan membicarakannya.