Abstract:
Bendung Sei Wampu merupakan pengembangan areal sawah tadah hujan dan sawah
dengan irigasi yang berbentuk semi teknis. Dalam perencanaannya bendungan ini dibuat
beberapa bangunan irigasi yang melekat, seperti In Take, Kantong Lumpur dan Pintu Air
demi menjaga kestabilan fungsi dan mampu meningkatkan produktivitas dari bendung.
In Take merupakan suatu bangunan yang dibuat sedemikian rupa pada sisi suatu sumber
air (umumnya adalah sungai) dengan maksud agar sebahagian air dari sungai tersebut
dapat digunakan sesuai kebutuhan. Untuk meningkatkan produktivitas konstruksi
bendung ini membutuhkan perencanaan biaya yang matang. Di Indonesia terdapat metode
untuk merencanakan harga satuan biaya yang selama ini dikenal yaitu analisa BOW
(Bugerlijke Openbare Werken), SNI 2008 dan AHSP 2016. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan perbandingan antara ketiga metode agar kedepannya dapat melakukan
estimasi biaya yang lebih efisien dan sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan, mengingat
untuk perencanaan biaya juga mempertimbangkan kondisi geografis suatu daerah. Dari
hasil perhitungan rencana anggaran pekerjaan pembangunan In Take Bendung Sei
Wampu dengan ketiga metode, hasil estimasi biaya dengan metode AHSP 2016
merupakan yang paling ekonomis. Dikarenakan indeks koefisien harga satuan upah dan
bahan rata-rata merupakan yang paling kecil dibanding metode BOW dan SNI 2008,
terlebih lagi AHSP 2016 lebih fleksibel karena Analisa Satuan Pekerjaan dapat
menyesuaikan dengan bidang pekerjaan yang dikerjakan. Estimasi biaya pembangunan
In Take Bendung Sei Wampu dengan menggunakan AHSP 2016 adalah sebesar Rp.
44.586.881.000,00, estimasi biaya menggunakan SNI 2008 adalah sebesar Rp.
46.890.709.000,00 dan estimasi biaya menggunakan Metode BOW sebesar Rp.
53.628.718.000,00.