Abstract:
Pengembangan jaringan jalur kereta api di Sumatera merupakan tujuan
terwujudnya Trans Sumatera Railways yang menghubungkan jalur
perkeretaapian. Jalur Kereta Api lintas Kisaran – Rantauprapat telah dibangun
sejak tahun 1937. Pada tahun 2020 terdapat beberapa rel yang putus diakibatkan
banyak faktor antara lain : dari segi sarana dan prasarana, manusia dan alam.
Tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk menangani dampak tersebut ialah
melakukan peningkatan terhadap jalan rel. Kondisi eksisting jalan rel dengan
kelas jalan III menggunakan tipe R42 dan memiliki kecepatan 70 km/jam.
Kegiatan yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan Track Quality Index (TQI)
Jalur Kereta Api dari kelas III menjadi kelas I berikut dengan penggantian rel tipe
R42 menjadi tipe R54 dan mengganti bantalan rel yang digunakan. Pada penilitian
ini akan menganalisis penggunaan tipe bantalan rel yang bertujuan untuk
mengevaluasi tepat atau tidaknya penggunaan bantalan rel yang digunakan pada
pekejaan ini. Dalam hal ini, meninjau karakteristik beban, ketahanan terahap
momen yang bekerja dan defleksi yang terjadi pada bantalan. Setelah melalui
proses perhitungan, maka dapat diketahui bahwa Beban yang diterima pada
bantalan kayu yaitu (Q1) sebesar 6.925 kg dan beban yang diizinkan (Qizin)
sebesar 6.037,16 kg. beban yang diterima lebih besar dibandingkan beban yang
diizinkan. Maka dari itu bantalan kayu tidak dapat menerima beban kereta api
yang berjalan, namun sesuai dengan PM 44 Tahun 2018 bantalan kayu digunakan
pada titik tertentu yaitu pada Insulated Rail Joint (IRJ) dan jembatan baja. Untuk
perbandingan tipe bantalan antara lain : bantalan beton dapat menahan momen
sebesar Mm = 240.476,055 kgcm yang lebih besar dari bantalan kayu sebesar
Mm= 174.857,605 kgcm, dan defleksi yang terjadi pada bantalan beton sebesar
Ym = 0,384 cm lebih kecil dibandingkan bantalan kayu sebesar Ym = 0,529 cm.