Abstract:
Unit pembangkit listrik pada penelitian ini yaitu jenis pembangkit listrik
mengguanakan tenaga uap atau yang lebih dikenal dengan Unit pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara. Salah satu unit pendukung
dalam sistem pembangkit listrik ini adalah alat penghantar batu bara (Coal
handling system) yang fungsinya adalah menghantar batu bara dari tempat
pengumpul batu bara (coal storage) ke Silo dengan menggunakan sistem
conveyor. Untuk mengetahui hasil estimasi anggaran biaya dengan metode SNI
2013, HSPK 2021 , dan metode analisa kontraktor dari perhitungan proyek
pekerjaan struktur bangunan sistem penghantar batubara pada unit pembangkit
listrik Kabupaten Banyuasin. Untuk mengetahui hasil perbandingan persentase
selisi estimasi anggaran biaya dan untuk mengetahui hasil yang lebih efesien dari
perhitungan proyek pekerjaan struktur bangunan sistem penghantar batubara pada
unit pembangkit listrik Kabupaten Banyuasin.Hasil akhir dari perhitungan
menunjukan bahwa Pengolahan menggunakan analisa SNI 2013 menghasilkan
nilai Rp. 3.163.185.960,75 ,analisa HSPK 2021 menghasilkan nilai Rp
3.229.052.710,35 , dan analisa kontraktor dengan nilai Rp. 3.095.704.085,91 .
Dari perbedaan dapat disimpulkan bahwa koefesien HSPK 2021 Lebih besar dari
pada ketiga metode lainnya, penyebabnya perbedaan tidak sesuai aspek pekerjaan
terhadap dokumentasi kontrak maupun estimasi kontraktor sehingga harus
mengacu harga yang tertera bill off quantity atau volume awal pekerjaan. Hasil
perbandingan selisih estimasi anggaran biaya pada nilai pekerjaan yang terkecil
hingga terbesar yaitu analisa kontraktor 32,63 %, SNI 2013 33,34 % dan HSPK
2021 34,03 % jadi yang menghasilkan persentase terbesar HSPK 2021 dan hasil
yang lebih efisien hasil perhitungan rencana anggaran biaya proyek pembangunan
Coal Handling System dengan ketiga metode didapat hasil estimasi biaya dengan
metode SNI 2013 merupakan yang paling ekonomis, hal ini dikarenakan
koefisien harga satuan upah dan bahan merupakan yang paling pantas untuk masa
saat ini, dimana persaiangan harga yang cukup bersaing antar Kontraktor.