Abstract:
Penggunaan gawai bagi anak yang tidak diawasi dapat berakibat buruk bagi
tumbuh kembang anak. Untuk mencegah anak terpapar konten yang tidak layak,
komunikasi dalam keluarga perlu dibangun secara harmonis guna mendapatkan
pendidikan yang baik bagi anak. Penggunaan gawai oleh anak, terkhusus untuk
anak usia dini tak lepas dari peran orang tua orang tua. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui cara orang tua berkomunikasi untuk memberikan
pemahaman hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat anak
bermain gawai dan untuk mengetahui usaha apa saja yang dilakukan orang tua
dalam mengawasi penggunaan gawai terhadap anak. Dalam penelitian ini teori
yang digunakan adalah teori Ascan Koerner dan Mary Ann Fitzpatrick yang
berpendapat bahwa pola komunikasi orang tua dikategorikan menjadi 3, yaitu
pola komunikasi membebaskan (Permissive), pola komunikasi otoriter
(Authoritarian), pola komunikasi demokratis (Authoritative). Metode dalam
penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan cara
menganalisis data, mengelola, dan mendeskripsikan kata, menarik kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 2 jenis pola komunikasi
yaitu pola komunikasi Authoritative dan pola komunikasi Permissive. Dalam
penelitian ini, setiap orang tua memiliki caranya sendiri untuk menyampaikan
komunikasi dengan anak. yaitu dengan menggunakan pola komunikasi
Permissive (cendrung bebas) dan pola komunikasi authoritative (demokratis).
Latar belakang ekonomi tidak menetukan pola komunikasi yang digunakan, akan
tetapi dari latar belakang pendidikan dan pola asuh yang digunakan orang tua
dengan anak pengguna gawai.