Abstract:
Jembatan penyeberangan orang berfungsi sebagai prasarana untuk menghindarkan
konflik antara pejalan kaki dengan lalu lintas yang dapat mengganggu kelancaran
berlalulintas, keselamatan dan kenyamanan penyeberangan. Tanjung Morawa
memiliki tiga jembatan penyeberangan yang tidak berfungsi dengan baik, hal itu
disebabkan dari adanya fasilitas jembatan yang tidak terawat dan rusak. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pejalan kaki, volume kendaraan yang
melewati jembatan penyeberangan orang serta kapasitas ruas jalan yang melewati
jembatan penyeberangan orang. Penelitian ini merupakan penelitian populasi
dengan jumlah responden sebanyak 89 orang. Hasil analisis kapasitas ruas jalan
pada JPO SKB untuk kendaraan ringan sebanyak 368 kendaraan/jam atau 368
skr/jam, kendaraan berat sebanyak 25 kendaraan/jam atau 32,5 skr/jam, sepeda
motor sebanyak 986 kendaraan/jam atau 493 skr/jam. JPO YP. PAMASTA dengan
jumlah kendaraan ringan sebanyak 261 kendaraan/jam atau 261 skr/jam, kendaraan
berat sebanyak 20 kendaraan/jam atau 26 skr/jam, sepeda motor sebanyak 967
kendaraan/jam atau 483,5 skr/jam. Pada JPO YAPENTRA dengan jumlah
kendaraan ringan sebanyak 342 kendaraan/jam atau 342 skr/jam, kendaraan berat
sebanyak 17 kendaraan/jam atau 22,1 skr/jam, sepeda motor sebanyak 940
kendaraan/jam atau 470 skr/jam. Hasil penelitian jumlah pejalan kaki yang
menggunakan JPO SKB Tanjung Morawa sebanyak 156 orang atau 39% yang
menggunakan ruas jalan sebanyak 247 orang atau 61%. Pada JPO YP. PAMASTA
jumlah pejalan kaki yang menggunakan jembatan penyeberangan adalah sebanyak
54 orang atau 34% yang menggunakan ruas jalan sebanyak 104 orang atau 66%.
Pada JPO YAPENTRA jumlah pejalan kaki yang menggunakan jembatan
penyeberangan sebanyak 51 orang atau 84% yang menggunakan ruas jalan
sebanyak 10 orang atau 16%.