Abstract:
Pelaksanaan Proyek pada bidang jasa konstruksi dalam tiga kendala yaitu biaya,
waktu dan mutu. Ketiga kendala ini dapat diartikan sebagai sasaran proyek, yang
didefinisikan sebagai tepat biaya, tepat waktu, dan tepat mutu. keberhasilan
pelaksanaan suatu proyek yang dilaksanakan oleh perusahaan jasa konstruksi
sejauh mana tujuan ketiga tersebut dapat terpenuhi. Manajemen Proyek adalah
proses pengelolaan proyek yaitu melalui pengelolaan, pengalokasian, dan
penjadwalan sumberdaya dalam proyek untuk mencapai sasaran. Sebagai bagian
dari proses Manajemen Proyek, perencanaan dan pengendalian yang baik belum
menjamin terwujudnya sasaran proyek. Monitoring dengan menggunakan Konsep
Nilai Hasil dapat dilakukan dengan menggunakan tiga indikator : BCWS, BCWP,
dan ACWP, yang kemudian dari ketiga indikator tersebut didapatkan beberapa
parameter lainnya yaitu : Cost Varians (CV), Schedule Varians (SV), Cost
Performance Index (CPI), Schedule Performance Index (SPI), Estimate to
Complete (ETC), Estimate at Completion (EAC), dan Estimate Complete Date
(ECD). Berdasarkan BCWP Biaya dan waktu pelaksanaan proyek pada minggu ke
1 adalah Rp 0 dimana terjadi pengeluaran biaya aktual yang lebih sedikit atau
kontraktor mengalami keuntungan selama proyek berlangsung. Disisi lain proyek
mengalami keterlambatan 1 minggu, sehingga harus di tambahkan 1 minggu lagi
yaitu pada minggu kelima dengan biaya pengeluaran Rp 11.833.184,04. Dimana
pelaksanaan proyek tidak sesuai dengan rencana. Estimasi penyelesaian pekerjaan
Bekisting Kolom K2 T= 3,3 m proyek pembangunan Gedung parkir Mesjid Agung
Kota Medan. Kondisi dimana waktu penyelesaian mengalami keterlambatan harus
diantisipasi dengan memprediksi progres proyek di waktu selanjutnya, yaitu dengan
menghitung waktu penyelesaian proyek (ECD). Perkiraan waktu penyelesaian
proyek bertambah dari 4 minggu menjadi 56 minggu. Sedangkan prediksi besarnya
biaya untuk pekerjaan tersisa (ETC) adalah Rp 59.392.970,92 dan biaya total
proyek (EAC) adalah sebesar Rp 66.375.693,92.